Pekanbaru, (ANTARA Bengkulu) - Tiga pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau yang sebelumnya sempat disandera warga Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kampar, Riau, terkait konflik lahan di wilayah itu, akhirnya dibebas pada Rabu (19/12).
Ketiga pegawai ini disandera warga karena lahan warga dibabat oleh pihak BKSDA setelah diklaim sebagai lahan konservasi.
"Lahan yang ditebangi petugas BKSDA adalah perkebunan karet. Warga marah karena petugas tidak melakukan dialog apapun dengan warga," kata Kapolres Kampar AKBP Auliansyah Lubis kepada ANTARA Pekanbaru melalui telepon, Rabu.
Ia mengatakan, penebangan kebun karet warga terjadi sejak Selasa (18/12) tanpa ada sosialisasi sebelumnya sehingga memicu kemarahan warga.
Menurut warga, demikian Kapolres, penyerangan dan penangkapan petugas BKSDA terjadi usai shalat magrib.
Saat itu, katanya, petugas baru berhenti menebang pohon. Warga yang emosi berkumpul dan mendatangi pihak BKSDA.
"Sempat terjadi perlawan, namun warga berhasil menangkap dan menyandara tiga petugas. Seribuan masyarakat Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, ini memang menyandera tiga orang petugas BBKSDA Riau. Namun warga mengklaim tidak melakukan tindakan anarkis," katanya.
Pengakuan warga, petugas BBKSDA itu sempat dibawa ramai-ramai ke balai desa, namun sama sekali tidak melakukan penganiyaan.
"Tidak benar juga jika warga melakukan pembakaran mobil milik petugas BKSDA," kata Luardi, seorang warga setempat.
Warga mengakui, petugas BBKSDA Riau itu digiring warga dari lokasi.
"Mereka itu menebangi pohon karet milik warga yang dianggap BBKSDA Riau masuk dalam wilayah kawasan hutan margasatwa," katanya.
"Ketiganya kami amankan sejak habis shalat magrib kemarin namun telah kami bebaskan setelah ada kesepakatan," kata warga. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Ketiga pegawai ini disandera warga karena lahan warga dibabat oleh pihak BKSDA setelah diklaim sebagai lahan konservasi.
"Lahan yang ditebangi petugas BKSDA adalah perkebunan karet. Warga marah karena petugas tidak melakukan dialog apapun dengan warga," kata Kapolres Kampar AKBP Auliansyah Lubis kepada ANTARA Pekanbaru melalui telepon, Rabu.
Ia mengatakan, penebangan kebun karet warga terjadi sejak Selasa (18/12) tanpa ada sosialisasi sebelumnya sehingga memicu kemarahan warga.
Menurut warga, demikian Kapolres, penyerangan dan penangkapan petugas BKSDA terjadi usai shalat magrib.
Saat itu, katanya, petugas baru berhenti menebang pohon. Warga yang emosi berkumpul dan mendatangi pihak BKSDA.
"Sempat terjadi perlawan, namun warga berhasil menangkap dan menyandara tiga petugas. Seribuan masyarakat Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, ini memang menyandera tiga orang petugas BBKSDA Riau. Namun warga mengklaim tidak melakukan tindakan anarkis," katanya.
Pengakuan warga, petugas BBKSDA itu sempat dibawa ramai-ramai ke balai desa, namun sama sekali tidak melakukan penganiyaan.
"Tidak benar juga jika warga melakukan pembakaran mobil milik petugas BKSDA," kata Luardi, seorang warga setempat.
Warga mengakui, petugas BBKSDA Riau itu digiring warga dari lokasi.
"Mereka itu menebangi pohon karet milik warga yang dianggap BBKSDA Riau masuk dalam wilayah kawasan hutan margasatwa," katanya.
"Ketiganya kami amankan sejak habis shalat magrib kemarin namun telah kami bebaskan setelah ada kesepakatan," kata warga. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012