Seoul (ANTARA/ AFP Bengkulu) - Sebuah gereja di Korea Selatan berencana menerangi perbatasan Korea Utara dengan lampu-lampu Natal, meskipun ada kekhawatiran terkait kecaman keras dari Pyongyang.

Menteri Pertahanan Korea Selatan mengatakan sebuah gereja presbiterian di Seoul akan mendirikan layar raksasa di atas menara baja berbentuk pohon di dekat perbatasan yang dijaga ketat itu.

Lampu-lampu Natal yang dipasang di bukit Gimpo sebelah barat Seoul dan dikontrol oleh militer itu akan dinyalakan selama 12 hari mulai 22 Desember 2012.

Bulan lalu, gereja lain di Korea Selatan membatalkan rencananya untuk memasang layar yang sama setelah penduduk setempat merasa khawatir Pyongyang akan menghalau cahaya yang dipantulkan dari lampu-lampu natal tersebut.

Sebelum diberlakukannya Kebijakan Sunshine antara Korea Selatan dan Korea Utara pada 1998, permainan cahaya tersebut merupakan pertunjukan musiman yang sudah biasa dilakukan.

Pyongyang berulang kali menganggap permainan cahaya itu bertujuan untuk menyebarkan ajaran kristen.

Pada 2004, kedua negara tersebut sepakat untuk menghentikan tindakan propaganda tingkat perbatasan dan Korea Selatan menghentikan permainan cahaya itu sepenuhnya.

Permainan lampu-lampu tersebut sempat akan berlanjut pada 2010 setelah Korea Utara menyerang sebuah pulau yang berada di garis depan, namun akhirnya ditunda hingga tahun lalu dalam sebuah gerakan damai usai kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il.

Ketegangan terus terjadi di semenanjung Korea tersebut, terutama setelah peluncuran roket Korea Utara pada minggu lalu. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012