Pimpinan tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan memperkirakan, sopir yang membawa bus Sriwijaya jatuh ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan pada Senin malam (23/12) lalu karena terburu waktu dan kejar target.

Baca juga: Kondisi dua korban bus Sriwijaya di RS stabil

Baca juga: KNKT sebut sopir bus Sriwijaya Bengkulu-Palembang tidak injak rem

Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu - Kota Palembang ini diketahui berangkat dari pool PO Sriwijaya Express di kawasan Pasar Minggu, Kota Bengkulu sekirar pukul 14.00 WIB. Bus baru berada di daerah Pagaralam sekitar pukul 23.30 WIB atau ketika bus diketahui sudah masuk jurang. 

Seharusnya, sekitar pukul 23.00 WIB tersebut bus sudah tiba di Kota Palembang. Jarak tempuh dari Pagaralam ke Kota Palembang ini masih sekitar 7 jam perjalanan lagi. Bus terlambat jauh dari waktu seharusnya tiba.

Wildan mengatakan, bus tersebut sempat mengalami beberapa insiden kecelakaan kecil sebelum akhirnya terjun ke jurang di kawasan Liku Lematang. Sebelumnya, disekitar Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, bus nahas ini sempat senggolan dengan sebuah mini bus. Sopir bus Sriwijaya bahkan sempat terlibat adu mulut dengan sopir mini bus.

Setelah insiden senggolan dengan mini bus ini, bus Sriwijaya kembali mengalami insiden lainnya yakni bus sempat masuk kedalam drainase akibat berusaha menghindar saat berpapasan dengan bus lain dari arah berlawanan. Insiden ini pun memakan waktu cukup lama, karena roda bagian kiri bus yang masuk kedalam drainase membutuhkan waktu untuk ditarik keluar.

Baca juga: Dwi Fitria Rahmadi, anak korban bus Sriwijaya yang menikah di depan jenazah ayahnya

Baca juga: Pencarian korban bus Sriwijaya hari ketiga, Basarnas fokuskan di lokasi enam kilometer dari TKP

"Si pengemudi ini kehilangan banyak waktu karena ada dua insiden itu. Si pengemudi kemudian mencoba memacu busnya untuk mengejar ketertinggalan waktu ini," kata Ahmad Wildan saat diwawancarai usai melakukan pemeriksaan di kantor PO Sriwijaya Exress Bengkulu, Kamis (26/12).

Karena banyak menghabiskan waktu di jalan, diduga sopir bus Sriwijaya memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi karena ada desakan dari penumpang yang ingin cepat sampai tujuan. Akibatnya sopir mengabaikan prosedur berkendara yang baik dan benar.

"Si pengemudi ini merasa punya tanggung jawab dia harus ngantar orang ke Palembang. Penumpang ini sudah punya planing jam segini saya sampai dan itu manusiawi. Cuma yang jadi masalah dia lupa prosedurnya," papar Wildan.

Sementara itu, berdasarkan keterangan yang dihimpun dari pihak PO Sriwijaya Express diketahui, bus nahas tersebut sebelumnya baru tida di Bengkulu setelah pulang dari Palembang. Karena khawatir sopir bus Sriwijaya ini kelelahan, pihak PO Sriwijaya Express kemudian menambah sopir cadangan untuk menemani sopir utama.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019