Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Lahan pemakaman umum di jalan dua jalur Nakau-Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu seluas sepuluh ketare ditanami kelapa sawit.

"Lahan itu sebelumnya sudah dibuat pintu gerbang "Kawasam Pemakaman Umum" Kota Bengkulu itu tidak dirawat sejak lima tahun terakhir, sehingga ditanami sawit oleh orang yang tidak bertanggungjawab," kata seorang warga Terminal induk Air, Sebakul Bengkulu Asman, Senin.

Ia mengatakan, mestinya lahan pemakamam umum itu dirawat pemerintah daerah setempat dan mungkin ada alokasi anggarannya, namun ditelantarkan dan nyaris dikuasai masyarakat.

"Biasa saja lahan pemakaman itu sudah ada surat izin garap atau Surat Keterangan Tanah (SKT), sehingga penggarap menjadi legal," ujarnya.

Lahan itu awalnya sebagian milik keuarganya, namun digantirugi wali Kota Alm Chalik Effendi untuk dijadikan kawasan pemakamam umum, namun hingga saat ini tidak terawat termasuk terminal induk Air Sebakul dan Gedung Agrobisnis dekat terminal tersebut.

"Kami mengharapkan wali kota priode 2012-2017 dapat memfungsi dua terminal itu dan menertibkan perambah lahan pemakaman umum tersebut," ujarnya.

Lurah Sukarami Syaiful mengatakan, kawasan pemakam umum itu bukan wilayah Sukarami dan sudah masuk Kelurahan Betungan dalam Kecamatan selebar.

"Kami tidak bisa berbuat banyak untuk menertibkan lahan tersebut, meskipun berada di perbatasan antara kelurahan," ujarnya.

Seorang tokoh masyarakat Kecamatan Selebar M Sis Rahman mengaku, prihatin lahan pemakaman dijadikan kebun kelapa sawit, hal itu adalah tugas utama camat Selebar yang baru yaitu Karnadi.

"Kami mengharapkan camat beserta perangkat dan bila perlu melibatkan masyarakat untuk menertibkan perambah di kawasan tersebut," ujarnya. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012