Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut, dalam waktu dua hari kedepan pihaknya akan mengirimkan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Pulau Enggano, hal ini dilakukan mengingat sudah hampir 2 pekan warga di pulau terluar Indonesia itu tidak dialiri listrik karena kehabisan BBM sehingga PLTD tidak dapat beroperasi.

"Insyaallah dalam 2 hari ini BBM mungkin masuk," kata Rohidin di Bengkulu, Kamis (6/2). Rohidin juga memastikan kapal motor penyeberangan Pulo Tello yang sejak akhir tahun lalu tidak melayani pelayaran ke Pulau Enggano karena naik docking, akan kembali beroperasi. 

Kata Rohidin, besok Jumat (7/2) kapal motor penyeberangan Pullo Tello ini akan dikirimkan ke Bengkulu dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kemungkinan kapal motor penyeberangan ini akan tiba di Pulau Enggano sekitar 5 hari kedepan. "Mungkin butuh waktu 4-5 hari untuk sampai ke Enggano," jelas Rohidin. Setelah tiba di Pulau Enggano, kapal ini akan kembali beroperasi secara normal kembali.

Selain itu, Rohidin bersama jajaran Pemerintah Provinsi Bengkulu rencananya akan berkunjung ke Pulau Enggano pada Rabu (12/2) mendatang. Kunjungan ini untuk melihat situasi terkini di pulau itu, termasuk meninjau dermaga Kahyapu yang rusak.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Darpinudin mengatakan, sebenarnya kapal motor penyeberangan Pulo Tello sudah bisa kembali ke Bengkulu pada 5 Februari lalu. Hanya saja, kata Darpinudin, pihak pengelola mengaku masih ada beberapa perbaikan lagi sehingga pengiriman ditunda. "Kemarin masih ada pengecatan sedikit dan karena cuaca jadi tertunda," jelas Darpinudin.

SUB JUDUL : Warga Pulau Enggano demo

Hari ini, Kamis (6/2) sekitar 100 orang warga dari 6 desa di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara menggelar aksi demontrasi di Kantor Camat setempat.  Aksi ini merupakan buntut dari tidak beroperasinya PLTD dengan kapasitas 1 Mega Watt (MW) karena kehabisan BBM.

"Aksi ini bentuk kekecewaan kami terhadap Pemda baik Provinsi Bengkulu ataupun Kabupaten Bengkulu Utara," kata korlap aksi, Suwaidi Kaarubi saat dihubungi dari Kota Bengkulu, Kamis (6/2). Ada 10 tuntutan yang disampaikan warga dalam aksi unjuk rasa ini. Tuntutan ini juga ditujukan bagi Presiden Joko Widodo.

Pertama, pada saat ini di Pulau Enggano PLT tidak berfungsi/listrik padam. Enggano dalam keadaan gelap gulita dikarenakan tidak ada pasokan BBM masuk ke Pulau Enggano. Kedua, untuk pasokan BBM ke Pulau Enggano agar dapat diangkut oleh kapal khusus dan tidak memakai kapal angkutan barang, penumpang, dan kendaraan.

Ketiga, untuk pemasok BBM ke Pulau Enggano agar dapat ditangani langsung oleh Pertamina, supaya kebutuhan BBM di Pulau Enggano dapat terpenuhi. Keempat, mesin genset PLN yang dibawa dari Enggano ke Bengkulu Utara agar dapat dikembalikan ke Enggano. Mesin genset PLN yang beroperasi pada saat ini sering rusak.

Kelima, listrik pintar PLN agar hidup 24 jam di Pulau Enggano. Keenam, perbaiki jalan yang menghubungkan antar desa yang ada di Pulau Enggano, pada saat ini dalam kondisi rusak berat. Ketujuh, untuk dapat dibangun pabrik es di Pulau Enggano dan pelabuhan kapal nelayan.

Kedepalan, untuk dapat dibuka peluang kerja kepada putra daerah Enggano melalui bidang pariwisata dan industri perikanan. Kesembilan, agar dapat dibangun irigasi sehingga kebutuhan dengan masyarakat terpenuhi tidak tergantung dari luar Pulau Enggano. 

Kesepuluh, transmigrasi yang ada di Pulau Enggano agar dapat dibantu kebutuhan hidup, supaya mereka dapat fokus menggarap lahan pertanian yang sudah ada. "Sejak kemerdekaan sampai pada saat ini belum sepenuhnya kemerdekaan itu kami rasakan," tegas Suwaidi. 

Terpisah, Ketua Forum Koordinasi Kepala Desa, Kecamatan Enggano, Redy Heloman Kaitora menganggap wajar jika warga ini melakukan unjuk rasa, mengingat sudah lebih dari 10 hari warga di Pulau Enggano hidup tanpa penerangan listrik. Belum lagi kebutuhan lainnya seperti kekosongan BBM dan gas elpiji.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020