Tim satgas khusus yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang beranggotakan sejumlah personil dari BKSDA Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Polairud Polda Sulteng dan dibantu dua ahli buaya dari Australia terus melanjutkan perburuan seekor buaya liar berkalung ban di Sungai Palu.
"Kami tetap memburu sampai buaya itu berhasil ditangkap," kata Ketua Tim Satgas BKSDA Sulteng, Haruna di Palu,Senin.
Haruna yang sebelumnya sempat mengabdi di Balai Besar Taman Nasional (TNLL) selama beberapa tahun tersebut mengatakan sebenarnya, buaya berkalung ban yang diburu beberapa hari terakhir ini, pada Minggu dinihari nyaris tertangkap.
Buaya tersebut lepas dari jeratan dan upaya untuk kembali menangkapnya terus dilakukan. "Kita baru akan hentikan pencarian sampai buaya yang menjadi target operasi itu bisa ditangkap," kata dia.
Penangkapan buaya liar di Sungai Palu semata-mata hanya untuk melepaskan ban motor yang terlilit dileher buaya.
Semakin lama, kata Haruna, buaya itu semakin besar dan jika ban dilehernya tidak dilepaskan, tidak menutup kemungkinan buaya liar tersebut mati.
Karena itu, tim satgas bersama dua ahli buaya dari Australia terus berupaya keras untuk segera menangkapnya dan mengeluarkan ban yang ada dileharnya.
Setelah ban berhasil dilepas dari leher biaya, maka selanjutkan akan dikembalikan ke habitatnya. "Target kita melepaskan ban dan sesudah itu akan dilepaskan kembali ke Sungai Palu," kata Haruna.
Dia mengaku kesulitan menangkap buaya karena warga yang menyaksikan cukup banyak.
Setiap hari, ribuan warga Kota Palu, bahkan ada juga dari luar yang datang hanya untuk melihat proses penangkapan buaya berkalung ban yang sudah hampir dua pekan terakhir ini menjadi target tim satgas BKSDA.
Untuk segera menangkap buaya itu, tim telah memasang beberapa alat penangkap yang disebar di sejumlah titik target di sepanjang Sungai Palu. Salah satu titik yang menjadi target dan telah dipasang perangkap adalah di sekitar jembatan II Palu.
Sejak pagi sampai malam hari, titik target operasi penangkapan buaya di jembatan II Palu dipadati warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Kami tetap memburu sampai buaya itu berhasil ditangkap," kata Ketua Tim Satgas BKSDA Sulteng, Haruna di Palu,Senin.
Haruna yang sebelumnya sempat mengabdi di Balai Besar Taman Nasional (TNLL) selama beberapa tahun tersebut mengatakan sebenarnya, buaya berkalung ban yang diburu beberapa hari terakhir ini, pada Minggu dinihari nyaris tertangkap.
Buaya tersebut lepas dari jeratan dan upaya untuk kembali menangkapnya terus dilakukan. "Kita baru akan hentikan pencarian sampai buaya yang menjadi target operasi itu bisa ditangkap," kata dia.
Penangkapan buaya liar di Sungai Palu semata-mata hanya untuk melepaskan ban motor yang terlilit dileher buaya.
Semakin lama, kata Haruna, buaya itu semakin besar dan jika ban dilehernya tidak dilepaskan, tidak menutup kemungkinan buaya liar tersebut mati.
Karena itu, tim satgas bersama dua ahli buaya dari Australia terus berupaya keras untuk segera menangkapnya dan mengeluarkan ban yang ada dileharnya.
Setelah ban berhasil dilepas dari leher biaya, maka selanjutkan akan dikembalikan ke habitatnya. "Target kita melepaskan ban dan sesudah itu akan dilepaskan kembali ke Sungai Palu," kata Haruna.
Dia mengaku kesulitan menangkap buaya karena warga yang menyaksikan cukup banyak.
Setiap hari, ribuan warga Kota Palu, bahkan ada juga dari luar yang datang hanya untuk melihat proses penangkapan buaya berkalung ban yang sudah hampir dua pekan terakhir ini menjadi target tim satgas BKSDA.
Untuk segera menangkap buaya itu, tim telah memasang beberapa alat penangkap yang disebar di sejumlah titik target di sepanjang Sungai Palu. Salah satu titik yang menjadi target dan telah dipasang perangkap adalah di sekitar jembatan II Palu.
Sejak pagi sampai malam hari, titik target operasi penangkapan buaya di jembatan II Palu dipadati warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020