Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Warga di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, terancam kekurangan pasokan bahan pokok karena transportasi ke daerah itu terhenti akibat gelombang tinggi.
Selain itu produksi hasil perkabunan, pertanian dan hasil ikan nelayan termasuk ikan asin tidak bisa dipasar ke Kota Bengkulu, kata seorang warga Enggano Bahri Kaitora menghubungi, Sabtu.
Ia mengatakan, warga Enggano di Kota Bengkulu dan sebaliknya terlantar tidak bisa pulang karena satu-satunya transportasi KM Pulo Tilo tidak diizinkan untuk berangkat.
Sedangkan stok bahan pokok termasuk bahan bakar minyak (BBM) di pulau terpencil itu makin menipis, sehingga warga Enggano terancam kekurangan pasokan bahan pokok.
Produksi hasil pertanian dan hasil tangkapan nelayan di daerah itu terancam rusak dan membusuk akibat tidak bisa dipasar ke Kota Bengkulu.
Biasanya transportasi Bengkulu-Enggano dilakukan dua kali dalam seminggu, sekarang sdauh sepuluh hari transportasi itu terputus.
"Kami mengharapkan kepada pemerintah provinsi Bengkulu untuk mengupayakan alternatif transportasi ke daerah itu, terlebih informasinya KM Pulo Tilo akan naik dok," ujarnya.
Camat Enggano Marlansius beberapa kali dihubungi pesawat selulernya tidak aktif, namun menurut informasi cuaca di wilayah Enggano ekstrim dan angin kencang.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Bengkulu Eko Agusrianto mengatakan, mestinya KM Pulo Tilo sudah saatnya naik dok, namun akibat gelombang tinggi maka kapal itu tidak bisa keluar pelabuhan.
Namun pihaknya mengupayakan, setelah gelombang mulai rendah kapal itu sebelum berangkat ke Jakarta naik dok bisa beroperasi Bengkulu-Enggano untuk beberapa kali.
Tapi kalau tingkat keamanannya sudah tidak bisa diandalkan terpkasa mencari alternatif lain seperti mengoperasikan kapal patroli Administrasi Pelabuhan (Adpel) Bengkulu.
"Kita tetap akan koordinasi pada pihak terkait untuk mengtasi transportasi Bengkulu-Enggano selama KM Pulo Tilo naik dok," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Selain itu produksi hasil perkabunan, pertanian dan hasil ikan nelayan termasuk ikan asin tidak bisa dipasar ke Kota Bengkulu, kata seorang warga Enggano Bahri Kaitora menghubungi, Sabtu.
Ia mengatakan, warga Enggano di Kota Bengkulu dan sebaliknya terlantar tidak bisa pulang karena satu-satunya transportasi KM Pulo Tilo tidak diizinkan untuk berangkat.
Sedangkan stok bahan pokok termasuk bahan bakar minyak (BBM) di pulau terpencil itu makin menipis, sehingga warga Enggano terancam kekurangan pasokan bahan pokok.
Produksi hasil pertanian dan hasil tangkapan nelayan di daerah itu terancam rusak dan membusuk akibat tidak bisa dipasar ke Kota Bengkulu.
Biasanya transportasi Bengkulu-Enggano dilakukan dua kali dalam seminggu, sekarang sdauh sepuluh hari transportasi itu terputus.
"Kami mengharapkan kepada pemerintah provinsi Bengkulu untuk mengupayakan alternatif transportasi ke daerah itu, terlebih informasinya KM Pulo Tilo akan naik dok," ujarnya.
Camat Enggano Marlansius beberapa kali dihubungi pesawat selulernya tidak aktif, namun menurut informasi cuaca di wilayah Enggano ekstrim dan angin kencang.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Bengkulu Eko Agusrianto mengatakan, mestinya KM Pulo Tilo sudah saatnya naik dok, namun akibat gelombang tinggi maka kapal itu tidak bisa keluar pelabuhan.
Namun pihaknya mengupayakan, setelah gelombang mulai rendah kapal itu sebelum berangkat ke Jakarta naik dok bisa beroperasi Bengkulu-Enggano untuk beberapa kali.
Tapi kalau tingkat keamanannya sudah tidak bisa diandalkan terpkasa mencari alternatif lain seperti mengoperasikan kapal patroli Administrasi Pelabuhan (Adpel) Bengkulu.
"Kita tetap akan koordinasi pada pihak terkait untuk mengtasi transportasi Bengkulu-Enggano selama KM Pulo Tilo naik dok," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013