Jakarta (ANTARA) - Peneliti Hortikultura dan Perkebunan BRIN Marietje Pasireron menyatakan Indonesia merupakan pusat keanekaragaman sukun dunia, di mana Kepulauan Pasifik merupakan pusat asal tanaman itu serta kelompok spesiesnya diperkirakan tumbuh secara alami di Maluku, Papua Nugini, dan Filipina.
"Sukun yang masuk ke Pulau Jawa berasal dari Maluku sekitar tahun 1820 dan telah menyebar serta tumbuh dengan baik di hampir seluruh daerah tropis di seluruh dunia," ujarnya dalam webinar bertajuk "Pengelolaan Sukun Sebagai Bahan Pangan Pokok Alternatif dan Substitusi Impor" yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Asal usul penyebaran sukun berasal dari Pasifik Barat, Papua Nugini, pulau-pulau terdekat di Kepulauan Bismark dan membentuk pusat keanekaragaman spesies. Pusat keragaman jenis sukun tidak berbiji terdapat lebih ke arah timur Polynesia.
Baca juga: BRIN: Sukun bisa jadi alternatif pengganti beras
Marietje menuturkan penyebaran tanaman sukun sangat luas, seperti di daerah Pasifik (Fiji, Samoa, Hawai) yang kemudian menyebar dan berkembangan di daerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Amerika Selatan, dan Afrika Barat.
Sukun telah menjadi sumber karbohidrat di Oceania selama ribuan tahun dan terdapat ratusan kultivar. Sukun telah digunakan sebagai makanan pokok di Fiji dan Kepulauan Pasifik.
Keanekaragaman paling besar, kata dia, terdapat pada kultivar dari Malanesia dan Micronesia yang merupakan diploid fertile dan menyerbuk silang.
Baca juga: Sukun potensi pangan alternatif di Pulau Enggano
"Pada abad ke 18 sukun dikembangkan di Malaysia dan selanjutnya berkembang di Indonesia," kata Marietje.
Sukun memiliki wilayah distribusi yang luas dan tumbuh lebih dari 90 negara dengan berbagai nama daerah yaitu sukun di Indonesia, kaplak di Papua Nugini, breadfruit di Inggris, bakri-chajar di India, rimas di Filipina, kulor di Malaysia, dan panapen di Spanyol.
Di Indonesia sukun tumbuh di Sumatra, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, hingga Sulawesi.
Indonesia pusat keanekaragaman sukun dunia
Rabu, 25 Oktober 2023 14:34 WIB 841