Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Lima jenis burung migran dengan status rentan atau "vulnerable" singgah di kawasan hutan bakau Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.
"Dalam waktu bersamaan ada lima jenis burung migran dalam jumlah ratusan yang singgah di kawasan hutan mangrove Enggano, ini cukup unik," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Pulau Enggano Rendra Regen Rais di Bengkulu, Minggu.
Dari lima jenis burung tersebut, dua jenis diantaranya baru pertamakalinya singgah di Pulau Enggano yakni burung Gajahan Besar (numenius arquata) dan burung Kecuit Hutan (dendronanthus indicus).
Sementara tiga jenis burung migran lainnya yakni Trinil-lumpur Asia (limnodromus semipalmatus) cangak abu (Ardea cinerea) dan cangak merah (ardea purpurea) cukup sering singgah di pulau tersebut.
"Warga Engano juga mengaku baru kali ini menemukan burung gajahan besar dan kecuit hutan singgah di daratan pulau," tambahnya.
Regen menyebutkan, dari sejumlah literatur diketahui dua jenis burung yang baru muncul di Pulau Enggano tersebut biasanya singgah di perairan kawasan Timur Sumatra.
Namun diperkirakan, kondisi hutan bakau yang semakin rusak di wilayah itu membuat dua jenis burung ini singgah di Pulau Enggano yang masih memiliki kawasan hutan bakau cukup baik.
Hasil pengamatan petugas KSDA, dua spesies yakni, gajahan besar dan trinil-lumpur Asia ditemukan di hutan bakau dalam Taman Buru Gungung Nanu'ua dan Cagar Alam Teluk Klowe.
Sedangkan tiga spesies lainnya ditemukan hampir di sepanjang pantai dan daratan enggano, terumata di sekitar laut dangkal nan tenang serta padang lamun, di dalam dan di luar kawasan konservasi.
Burung-burung tersebut biasa singgah dalam rentang waktu bulan November hingga Maret yag kami perkirakan melakukan migrasi selama musim dingin di habitat aslinya.
"Ini menjadi bukti pentingnya melestarikan kawasan mangrove Enggano, terutama yang ada di dalam kawasan konservasi, termasuk di luar kawasan," katanya.
Pengrusakan terhadap hutan bakau menurut dia mulai terjadi di sekitar Taman Buru Gunung Nanu'ua yang menjadi fokus patroli petugas KSDA di wilayah itu. (ANT/KR-RNI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Dalam waktu bersamaan ada lima jenis burung migran dalam jumlah ratusan yang singgah di kawasan hutan mangrove Enggano, ini cukup unik," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Pulau Enggano Rendra Regen Rais di Bengkulu, Minggu.
Dari lima jenis burung tersebut, dua jenis diantaranya baru pertamakalinya singgah di Pulau Enggano yakni burung Gajahan Besar (numenius arquata) dan burung Kecuit Hutan (dendronanthus indicus).
Sementara tiga jenis burung migran lainnya yakni Trinil-lumpur Asia (limnodromus semipalmatus) cangak abu (Ardea cinerea) dan cangak merah (ardea purpurea) cukup sering singgah di pulau tersebut.
"Warga Engano juga mengaku baru kali ini menemukan burung gajahan besar dan kecuit hutan singgah di daratan pulau," tambahnya.
Regen menyebutkan, dari sejumlah literatur diketahui dua jenis burung yang baru muncul di Pulau Enggano tersebut biasanya singgah di perairan kawasan Timur Sumatra.
Namun diperkirakan, kondisi hutan bakau yang semakin rusak di wilayah itu membuat dua jenis burung ini singgah di Pulau Enggano yang masih memiliki kawasan hutan bakau cukup baik.
Hasil pengamatan petugas KSDA, dua spesies yakni, gajahan besar dan trinil-lumpur Asia ditemukan di hutan bakau dalam Taman Buru Gungung Nanu'ua dan Cagar Alam Teluk Klowe.
Sedangkan tiga spesies lainnya ditemukan hampir di sepanjang pantai dan daratan enggano, terumata di sekitar laut dangkal nan tenang serta padang lamun, di dalam dan di luar kawasan konservasi.
Burung-burung tersebut biasa singgah dalam rentang waktu bulan November hingga Maret yag kami perkirakan melakukan migrasi selama musim dingin di habitat aslinya.
"Ini menjadi bukti pentingnya melestarikan kawasan mangrove Enggano, terutama yang ada di dalam kawasan konservasi, termasuk di luar kawasan," katanya.
Pengrusakan terhadap hutan bakau menurut dia mulai terjadi di sekitar Taman Buru Gunung Nanu'ua yang menjadi fokus patroli petugas KSDA di wilayah itu. (ANT/KR-RNI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012