Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas 1 Makasssar, Sulawesi Selatan akhirnya meracik sendiri hand sanitizer atau cairan pembersih tangan, sebagai antisipasi penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
"Untuk hari pertama kami mampunya membuat 15 liter cairan Sanitizer, mengingat beberapa bahan seperti etanol ikut langka di pasaran," sebut Apoteker Klinik DR Saharjo, Rutan Kelas I Makassar, Ahmad Rifai, Selasa.
Ia mengemukakan, saat ini cairan antiseptik atau sanitizer sangat langka ditemukan di pasaran sejak merebaknya virus korona. Bukan hanya di Sulsel, daerah lain pun kesulitan mendapatkan cairan tersebut.
Salah satu langkah antisipasi akibat kelangkaan itu, kata Rifai, pihaknya mengambil inisiatif dengan meracik sendiri cairan Sanitizer itu, dengan berpedoman pada resep dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Hasil dari hand sanitizer yang diracik ini sudah dikemas dalam wadah tertentu kemudian dipasangkan pada beberapa titik untuk dipergunakan pengunjung maupun pegawai," katanya
.
Sementara Kepala Rutan Kelas I Makassar, Sulistyadi, mengapresiasi langkah yang diambil apoteker klinik Rutan setempat di tengah sulitnya mendapatkan cairan antiseptik.
"Seperti kita tahu penyebaran COVID-19 paling cepat melalui sentuhan. Dengan langkah ini kami berharap dapat memutus atau setidaknya mengurangi mata rantai penyebaran virus tersebut," papar dia.
Disamping memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat yang berkunjung rentannya penularan virus itu, sosialisasi pencegahan juga disampaikan kepada pembesuk maupun pegawai rutan.
"Pembuatan antiseptik ini sesuai anjuran BPOM, jadi aman untuk digunakan," ucap mantan Kepala Lapas Indramayu itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Untuk hari pertama kami mampunya membuat 15 liter cairan Sanitizer, mengingat beberapa bahan seperti etanol ikut langka di pasaran," sebut Apoteker Klinik DR Saharjo, Rutan Kelas I Makassar, Ahmad Rifai, Selasa.
Ia mengemukakan, saat ini cairan antiseptik atau sanitizer sangat langka ditemukan di pasaran sejak merebaknya virus korona. Bukan hanya di Sulsel, daerah lain pun kesulitan mendapatkan cairan tersebut.
Salah satu langkah antisipasi akibat kelangkaan itu, kata Rifai, pihaknya mengambil inisiatif dengan meracik sendiri cairan Sanitizer itu, dengan berpedoman pada resep dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Hasil dari hand sanitizer yang diracik ini sudah dikemas dalam wadah tertentu kemudian dipasangkan pada beberapa titik untuk dipergunakan pengunjung maupun pegawai," katanya
.
Sementara Kepala Rutan Kelas I Makassar, Sulistyadi, mengapresiasi langkah yang diambil apoteker klinik Rutan setempat di tengah sulitnya mendapatkan cairan antiseptik.
"Seperti kita tahu penyebaran COVID-19 paling cepat melalui sentuhan. Dengan langkah ini kami berharap dapat memutus atau setidaknya mengurangi mata rantai penyebaran virus tersebut," papar dia.
Disamping memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat yang berkunjung rentannya penularan virus itu, sosialisasi pencegahan juga disampaikan kepada pembesuk maupun pegawai rutan.
"Pembuatan antiseptik ini sesuai anjuran BPOM, jadi aman untuk digunakan," ucap mantan Kepala Lapas Indramayu itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020