Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua, AKBP I Gusti Gede Era Adhinata menegaskan teror penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Tembagapura selama ini terjadi di luar kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia sehingga tidak sampai mengganggu atau menghentikan aktivitas produksi.
"Kami mau tegaskan bahwa penembakan yang dilakukan oleh KKB bukan dalam area PT Freeport Indonesia, tetapi di luar. Operasional perusahaan masih tetap berjalan normal sampai sekarang," kata AKBP Era Adhinata di Timika, Rabu.
Kapolres mengatakan pengamanan di wilayah Tembagapura kini terus diperkuat, dimana masing-masing satuan tugas (satgas) memiliki peran dan tugas sendiri-sendiri, namun tetap selalu berkoordinasi.
Khusus untuk pengamanan kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia ditangani secara khusus oleh Satgas Amole.
Disamping itu, masih ada Satgas lain, seperti Satgas Nemangkawi dan lainnya yang bertugas khusus untuk melakukan penegakan hukum terhadap KKB.
"Kami juga dari kewilayahan terus memberikan dukungan agar KKB tidak sampai mengganggu obyek vital nasional PT Freeport Indonesia. Saya bersama Pak Dandim (Dandim 1710 Mimika Letkol Infanteri Pio L Nainggolan) dan Pemerintah Daerah juga terus melakukan koordinasi bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang turun dari Tembagapura ke Timika," jelas AKBP Era Adhinata.
Kapolres mengatakan lokasi penembakan oleh KKB selama ini kerap terjadi di kawasan bekas kampung Utikini.
Pada Minggu (15/3), terjadi kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dengan KKB di kawasan Wini, Tembagapura mengakibatkan empat anggota KKB tewas dan dua lainnya terluka.
Lokasi itu diketahui merupakan markas KKB pimpinan Seltius Waker.
"Dulu sebelum kasus penyanderaan warga pada bulan Oktober 2017, Seltius Waker merupakan salah satu pimpinan KKB Tembagapura. Saat kami melakukan penegakkan hukum terhadap kelompok ini, mereka kabur ke Ilaga dan kemudian mengajak teman-temannya dari Ilaga untuk kembali menguasai tempat itu," jelas AKBP Era Adhinata.
Saat kontak tembak itu, aparat juga mengamankan beberapa pucuk senjata api dan alat-alat tajam seperti busur dan anak panah serta parang.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas beberapa waktu lalu mengakui operasional perusahaan yang dipimpinnya itu tetap normal, meski terjadi sejumlah kasus teror penembakan oleh KKB di sekitar Kota Tembagapura.
Tony menyebut wilayah operasi pertambangan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika sesuai Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan Pemerintah Indonesia seluas 9.946 hektare dari sebelumnya seluas 10.000 hektare.
"Dulu saat berlaku rezim kontrak karya wilayah operasi PT Freeport Indonesia seluas 2,6 juta hektare, tapi itu merupakan wilayah survei, bukan wilayah tambang. Kalau wilayah tambang dari dulu hanya 10.000 hektare," jelas Tony.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Kami mau tegaskan bahwa penembakan yang dilakukan oleh KKB bukan dalam area PT Freeport Indonesia, tetapi di luar. Operasional perusahaan masih tetap berjalan normal sampai sekarang," kata AKBP Era Adhinata di Timika, Rabu.
Kapolres mengatakan pengamanan di wilayah Tembagapura kini terus diperkuat, dimana masing-masing satuan tugas (satgas) memiliki peran dan tugas sendiri-sendiri, namun tetap selalu berkoordinasi.
Khusus untuk pengamanan kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia ditangani secara khusus oleh Satgas Amole.
Disamping itu, masih ada Satgas lain, seperti Satgas Nemangkawi dan lainnya yang bertugas khusus untuk melakukan penegakan hukum terhadap KKB.
"Kami juga dari kewilayahan terus memberikan dukungan agar KKB tidak sampai mengganggu obyek vital nasional PT Freeport Indonesia. Saya bersama Pak Dandim (Dandim 1710 Mimika Letkol Infanteri Pio L Nainggolan) dan Pemerintah Daerah juga terus melakukan koordinasi bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang turun dari Tembagapura ke Timika," jelas AKBP Era Adhinata.
Kapolres mengatakan lokasi penembakan oleh KKB selama ini kerap terjadi di kawasan bekas kampung Utikini.
Pada Minggu (15/3), terjadi kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dengan KKB di kawasan Wini, Tembagapura mengakibatkan empat anggota KKB tewas dan dua lainnya terluka.
Lokasi itu diketahui merupakan markas KKB pimpinan Seltius Waker.
"Dulu sebelum kasus penyanderaan warga pada bulan Oktober 2017, Seltius Waker merupakan salah satu pimpinan KKB Tembagapura. Saat kami melakukan penegakkan hukum terhadap kelompok ini, mereka kabur ke Ilaga dan kemudian mengajak teman-temannya dari Ilaga untuk kembali menguasai tempat itu," jelas AKBP Era Adhinata.
Saat kontak tembak itu, aparat juga mengamankan beberapa pucuk senjata api dan alat-alat tajam seperti busur dan anak panah serta parang.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas beberapa waktu lalu mengakui operasional perusahaan yang dipimpinnya itu tetap normal, meski terjadi sejumlah kasus teror penembakan oleh KKB di sekitar Kota Tembagapura.
Tony menyebut wilayah operasi pertambangan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika sesuai Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan Pemerintah Indonesia seluas 9.946 hektare dari sebelumnya seluas 10.000 hektare.
"Dulu saat berlaku rezim kontrak karya wilayah operasi PT Freeport Indonesia seluas 2,6 juta hektare, tapi itu merupakan wilayah survei, bukan wilayah tambang. Kalau wilayah tambang dari dulu hanya 10.000 hektare," jelas Tony.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020