Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum Becc.) kembali mekar di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor dengan ketinggian 291 centimeter (cm) pada Jumat.
Tumbuhan yang merupakan salah satu anggota suku talas-talasan itu (Araceae) dikenal publik sebagai bunga bangkai karena ketika mekar mengeluarkan bau busuk yang dapat tercium dalam radius 100 meter.
“Bau tersebut berasal dari asam amino yang keluar melalui permukaan tongkol. Bau busuk pada waktu bunga mekar tersebut menarik perhatian bagi jenis-jenis serangga untuk datang dan dapat membantu penyerbukan tumbuhan tersebut,” kata peneliti Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI, Destri, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Bunga mekar untuk kedua kalinya setelah pertama kali mekar pada Januari 2016 dan merupakan hasil eksplorasi dari Sungai Manau Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat pada 2000.
Tanaman itu mendapatkan namanya karena ukuran perbungaannya yang besar dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, kata peneliti Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI Muhammad Imam Surya.
"Bentuk perbungaan menjulang tinggi yang sebenarnya adalah tongkol atau spadix berwarna kuning muda yang dikelilingi oleh seludang bunga yang dalam keadaan mekar mempunyai bentuk menarik berwarna merah jingga,” kata Imam.
Menurut Imam, yang unik jika cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, maka bunga majemuknya akan muncul. Tapi jika cadangan makanan kurang daunnya akan tumbuh kembali.
Amorphophallus titanium mempunyai tiga siklus hidup yaitu yaitu fase vegetatif di mana tanaman hanya terlihat bagian batang semu. Kemudiam masuk fase generatif (bunga) saat terlihat perbungaannya.
Terakhir adalah fase dorman (istirahat) saat tumbuhan endemik khas Sumatera itu tidak menampakan dirinya di permukaan tanah alias tanaman tidur atau umbinya saja yang ada di dalam tanah.
Amorphophallus titanium termasuk kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN). Keberadaannya di Indonesia dilindungi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI memiliki beberapa spesimen Amorphophallus titanium dan pertama kali mekar di Kebun Raya Cibodas pada 11 Maret 2004, hasil eksplorasi dalam bentuk umbi yang ditanam pada 2000 dan terakhir kali mekar pada 5 April 2019.
Namun bagi yang ingin melihat bunga bangkai dan berbagai jenis tanaman lain di Kebun Raya Cibodas harus menunggu beberapa lama karena lokasi tersebut ditutup untuk mengantisipasi COVID-19 dalam periode 19-31 Maret 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Tumbuhan yang merupakan salah satu anggota suku talas-talasan itu (Araceae) dikenal publik sebagai bunga bangkai karena ketika mekar mengeluarkan bau busuk yang dapat tercium dalam radius 100 meter.
“Bau tersebut berasal dari asam amino yang keluar melalui permukaan tongkol. Bau busuk pada waktu bunga mekar tersebut menarik perhatian bagi jenis-jenis serangga untuk datang dan dapat membantu penyerbukan tumbuhan tersebut,” kata peneliti Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI, Destri, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Bunga mekar untuk kedua kalinya setelah pertama kali mekar pada Januari 2016 dan merupakan hasil eksplorasi dari Sungai Manau Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat pada 2000.
Tanaman itu mendapatkan namanya karena ukuran perbungaannya yang besar dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, kata peneliti Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI Muhammad Imam Surya.
"Bentuk perbungaan menjulang tinggi yang sebenarnya adalah tongkol atau spadix berwarna kuning muda yang dikelilingi oleh seludang bunga yang dalam keadaan mekar mempunyai bentuk menarik berwarna merah jingga,” kata Imam.
Menurut Imam, yang unik jika cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, maka bunga majemuknya akan muncul. Tapi jika cadangan makanan kurang daunnya akan tumbuh kembali.
Amorphophallus titanium mempunyai tiga siklus hidup yaitu yaitu fase vegetatif di mana tanaman hanya terlihat bagian batang semu. Kemudiam masuk fase generatif (bunga) saat terlihat perbungaannya.
Terakhir adalah fase dorman (istirahat) saat tumbuhan endemik khas Sumatera itu tidak menampakan dirinya di permukaan tanah alias tanaman tidur atau umbinya saja yang ada di dalam tanah.
Amorphophallus titanium termasuk kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN). Keberadaannya di Indonesia dilindungi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI memiliki beberapa spesimen Amorphophallus titanium dan pertama kali mekar di Kebun Raya Cibodas pada 11 Maret 2004, hasil eksplorasi dalam bentuk umbi yang ditanam pada 2000 dan terakhir kali mekar pada 5 April 2019.
Namun bagi yang ingin melihat bunga bangkai dan berbagai jenis tanaman lain di Kebun Raya Cibodas harus menunggu beberapa lama karena lokasi tersebut ditutup untuk mengantisipasi COVID-19 dalam periode 19-31 Maret 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020