Jakarta (ANTARA Bengkulu) - Petinju muda profesional berusia 17 tahun Tubagus Setia Sakti meninggal dunia, Minggu, setelah dipastikan mengalami pendarahan di otak setelah bertarung di ring tinju.

Petinju asal Bandar Lampung itu bertarung melawan petinju senior Ical Tobida di kejuaraan Nasional Ad Interim Versi Komisi Tinju Profesional Indonesia KTPI, dalam pertarungan yang dijadwalkan 12 Ronde di TVRI, Sabtu malam (26/1).

"Pertarungan ini adalah ad interim di mana Tubagus yang menempati peringkat satu melawan peringkat kedua Ical Tobida," kata promotor pertandingan Syafrudin Lado.

Lado mengatakan sebagai promotor dirinya sudah menjalani prosedur yang ditetapkan, mulai dari timbang badan dan cek kesehatan sehari menjelang pertandingan.

"Pada saat timbang badan Almarhum dinyatakan laik tanding dan beratnya pun under beberapa ons dari berat ideal di kelas terbang yunior 49 kilogram," kata Lado.

Menurut Lado, yang menjadi penyebab kematian Tubagus adalah pendarahan di otak.

"Berdasarkan hasil Ct Scan di Rumah Sakit UKI , almarhum mengalami pendarahan di Otak papar Lado.

Dikatakan, pada ronde kedelapan , wasit yang memimpin ppertandingan terpaksa menghentikan pertandingan, karena Tubagus Setia Sakti beberapa kali mengangkat tangannya sebagai tanda tidak dapat melanjutkan pertandingan.

Meninggalnya Petinju Tubagus Setia Sakti ini menambah daftar panjang Petinju Indonesia yang meninggal dunia di atas ring tinju bayaran.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Badan Olahraga Profesional Indonesia BOPI Haryo Yuniarto sudah mendapat laporan langsung dari promotor terkait meninggalnya Petinju Tubagus Setia Sakti.

"Saya sudah mendapat laporan dari Promotor tentang meninggalnya Tubagus dan pihak Promotor akan menanggung seluruh biaya sampai ke pemulangan Jenazah Almarhum ke Bandar Lampung," .

Terkait pelaksanaan Tinju Profesional di TVRI, menurut dia, pihak promotor sudah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku. "Jadi, akan kita dalami kasus ini," katanya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013