Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Puluhan petani bersama aktivis Walhi Bengkulu
berunjuk rasa di depan Kantor PTPN VII Bengkulu sebagai aksi solidaritas
menuntut pembebasan aktivis Walhi Sumatra Selatan.
Koordinator aksi, Benny Ardiansyah mengatakan aksi solidaritas menuntut pembebasan aktivis Walhi Sumatra Selatan yang ditangkap polisi setempat berlangsung di seluruh Indonesia.
"Walhi di seluruh Indonesia menggelar aksi solidaritas mengecam penangkapan petani dan aktivis Walhi dan menuntut agar polisi membebaskan mereka," kata Benny kepada wartawan di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan para aktivis Walhi dan petani bukan penjahat sehingga tindakan penganiayaan dan penangkapan terhadap aktivis Walhi, antara lain Direktur Walhi Sumsel, Anwar Sadat telah melukai rasa keadilan.
Lokasi aksi di depan kantor cabang PTPN VII di Kota Bengkulu sengaja dipilih sebab petani di Sumatra Selatan masih memperjuangkan hak atas tanah garapan mereka yang diduga diserobot perusahaan milik negara itu.
"Termasuk di Bengkulu, kasus sengketa lahan antara petani Desa Pring Baru dengan PTPN VII juga belum tuntas," katanya.
Terdapat dua poin tuntutan para petani dan aktivis Walhi itu yakni agar Kapolda Sumatra Selatan diusut atas tindakan penganiayaan dan penyerangan terhadap Direktur Walhi Sumatra Selatan, Anwar Sadat hingga terluka parah.
Tuntutan kedua adalah menuntut kepolisian agar membebaskan para petani dan aktivis tanpa syarat dan segera mengusut tindakan penganiayaan terhadap mereka.
Salah seorang petani dari Desa Lunjuk, Kabupaten Seluma, yang bersengketa dengan PT Sandabi Indah Lestari, Yan Pakpahan, mengatakan pemerintah harus segera menuntaskan sengketa tanah dan menegakkan reformasi agraria.
"Jika hal itu tidak direalisasikan maka konflik akan terus terjadi sebab kami tetap menuntut tanah kami dikembalikan," katanya.
Selain itu, kekejaman tindakan kepolisian daerah Sumatra Selatan di luar batas kemanusiaan dan harus segera dihentikan.
Setelah berorasi di depan Kantor PTPN VII Cabang Bengkulu, para petani dan aktivis Walhi bergerak ke Simpang Lima Kota Bengkulu, untuk menggelar aksi dengan tuntutan serupa.
Sebelumnya pada Selasa (29/1), para petani di Kabupaten Ogan Ilir Sumsel berunjuk rasa menuntut pengembalian lahan mereka yang diduga diserobot PTPN VII.
Aksi lanjutan digelar di Mapolda Sumsel yang berakhir ricuh dimana sejumlah petani dan aktivis ditangkap oleh polisi, termasuk Direktur Walhi Bengkulu Anwar Sadat dengan luka pecah di kepalanya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Koordinator aksi, Benny Ardiansyah mengatakan aksi solidaritas menuntut pembebasan aktivis Walhi Sumatra Selatan yang ditangkap polisi setempat berlangsung di seluruh Indonesia.
"Walhi di seluruh Indonesia menggelar aksi solidaritas mengecam penangkapan petani dan aktivis Walhi dan menuntut agar polisi membebaskan mereka," kata Benny kepada wartawan di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan para aktivis Walhi dan petani bukan penjahat sehingga tindakan penganiayaan dan penangkapan terhadap aktivis Walhi, antara lain Direktur Walhi Sumsel, Anwar Sadat telah melukai rasa keadilan.
Lokasi aksi di depan kantor cabang PTPN VII di Kota Bengkulu sengaja dipilih sebab petani di Sumatra Selatan masih memperjuangkan hak atas tanah garapan mereka yang diduga diserobot perusahaan milik negara itu.
"Termasuk di Bengkulu, kasus sengketa lahan antara petani Desa Pring Baru dengan PTPN VII juga belum tuntas," katanya.
Terdapat dua poin tuntutan para petani dan aktivis Walhi itu yakni agar Kapolda Sumatra Selatan diusut atas tindakan penganiayaan dan penyerangan terhadap Direktur Walhi Sumatra Selatan, Anwar Sadat hingga terluka parah.
Tuntutan kedua adalah menuntut kepolisian agar membebaskan para petani dan aktivis tanpa syarat dan segera mengusut tindakan penganiayaan terhadap mereka.
Salah seorang petani dari Desa Lunjuk, Kabupaten Seluma, yang bersengketa dengan PT Sandabi Indah Lestari, Yan Pakpahan, mengatakan pemerintah harus segera menuntaskan sengketa tanah dan menegakkan reformasi agraria.
"Jika hal itu tidak direalisasikan maka konflik akan terus terjadi sebab kami tetap menuntut tanah kami dikembalikan," katanya.
Selain itu, kekejaman tindakan kepolisian daerah Sumatra Selatan di luar batas kemanusiaan dan harus segera dihentikan.
Setelah berorasi di depan Kantor PTPN VII Cabang Bengkulu, para petani dan aktivis Walhi bergerak ke Simpang Lima Kota Bengkulu, untuk menggelar aksi dengan tuntutan serupa.
Sebelumnya pada Selasa (29/1), para petani di Kabupaten Ogan Ilir Sumsel berunjuk rasa menuntut pengembalian lahan mereka yang diduga diserobot PTPN VII.
Aksi lanjutan digelar di Mapolda Sumsel yang berakhir ricuh dimana sejumlah petani dan aktivis ditangkap oleh polisi, termasuk Direktur Walhi Bengkulu Anwar Sadat dengan luka pecah di kepalanya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013