"Ini modal yang luar biasa, terbukti bahwa kita bisa membuat pasangan mas Pram dan bang Doel ini trennya positif. Tapi kita juga tidak boleh terlena, karena tren yang bagus ini harus kita teruskan dengan bukti-bukti yang lebih nyata lagi di masyarakat," kata cak Lontong di Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat, Kamis.
Cak Lontong mengatakan hasil survei terbaru dari Charta Politika pada 19-25 September 2024 ini menunjukkan tren elektabilitas Pramono-Rano meningkat menjadi 36,5 persen.
"Kenaikan ini bukan sekadar angka-angka belaka tapi lebih dari itu ada muatan luar biasa, tren sangat baik dan positif. Peluang tren ini terus meningkat masih terbuka," ujar Cak Lontong.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Tim Sukses (Timses) Pramono Anung dan Rano Karno, Chico Hakim mengatakan data survei LSI dan Poltracking menginformasi hasil survei internal dari Charta Politika.
Chico juga melihat dari perbandingan hasil survei simulasi pasangan Pilkada Jakarta dari tiga lembaga survei yakni LSI, Poltracking, dan Charta Politika.
"Jujur saja, lembaga survei Charta Politika adalah survei yang kami pakai. Tapi dua survei lainnya (LSI dan Poltracking) bukan. Data LSI dan Poltracking mengkonfirmasi hasil kita," kata Chico.
Chico mengaku pihaknya sempat melempar nama Pramono Anung sebagai salah satu bakal calon gubernur Jakarta pada Juli 2024 dan hasilnya 0 persen.
"Pada 28 Agustus, baru seminggu diperkenalkan nama Pramono jadi Cagub Jakarta, LSI melakukan survei dan hasilnya, elektabilitas Pramono langsung naik jadi 28 persen," ungkap Chico.
Kemudian, Poltracking melakukan survei pada 9-15 September, elektabilitas Pramono naik lagi menjadi 31 persen, padahal tingkat pengenalan Pramono di masyarakat masih di bawah 50 persen. Chico juga membandingkan dengan Ridwan Kamil dengan tingkat pengenalannya mencapai 98 persen tetapi elektabilitas turun