"Dang mau berkarya bersamo anak mudo Bengkulu yang kreatif, yang biso mengharumkan nama Bengkulu," kata Sofian menirukan ucapan Mulyadi Bachtiar atau yang akrab disapa Dang Leman saat ia menyatakan ketertarikannya bergabung di film Gading yang disutradarai Sofian.

Sekitar pertengahan 2017 lalu atau setelah naskah film Gading selesai, Sofian menerima pesan di aplikasi messenger yang terhubung ke akun Facebook miliknya. Pesan itu dari Dang Leman.

"Waktu itu Dang Leman ngirim pesan di messenger. Dia menyatakan keinginannya untuk ikut berpartisipasi di film Gading ketika awal Rafflesia Motions baru menyelesaikan naskah film itu," kata Sofian.

Mulanya Sofian ragu mengajak Dang Leman terlibat dalam film berdurasi 45 menit tersebut. Bukan karena meragukan bakat aktingnya, tapi ragu karena film tersebut digarap dengan biaya yang pas-pasan. 

"Kami dak sanggup untuk bayar jasa Dang Leman main di  film ini," kata Sofian menolak keinginan Dang Leman bergabung ke film tersebut.

Penolakan ini tak lantas membuat percakapan antara Sofian dan Dang Leman di aplikasi messenger itu terhenti. "Tahu apa lagi jawab Dang Leman ketika saya tolak?" tanya Sofian saat Antara mewawancarainya, Selasa (14/4).

"Dang rindu nian main film lagi," kata Sofian menirukan ucapan Dang Leman untuk meyakinkan Sofian agar menerimanya bergabung dalam film tersebut.

Belum lagi sempat Sofian membalas pesan tersebut, Dang Leman sudah mengirimkan pesan baru. Agaknya ia benar-benar tertarik dengan film yang mengambil latar atau 'setting' di kawasan Gunung Bungkuk, Kabupaten Bengkulu Tengah itu.

Padahal ketika itu Dang Leman sama sekali belum membaca naskah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Nurni Chaniago yang berkisah tentang Sultan, seorang pria asal Kota Aceh yang tengah berlibur seorang diri ke Kota Bengkulu.

Alih-alih membicarakan berapa besaran rupiah yang akan ia terima jika bergabung dalam film tersebut, Dang Leman justru menyatakan kesanggupannya untuk tidak dibayar. 

Dengan senioritasnya dalam dunia seni, Dang Leman mengajari Sofian untuk tidak mengukur sebuah karya dengan rupiah. Konsisten dengan sikapnya diawal yakni keterlibatannya dalam film tersebut untuk mengharumkan nama Bengkulu.

"Kita berkarya bersama-sama, susah senang sama-sama. Jadikan dulu karya film ini sebagai pionir untuk perfilman Bengkulu," ucap Dang Leman.

Singkatnya, Dang Leman resmi bergabung dalam produksi film Gading tersebut. Sofian bahkan meminta Dang Leman memerankan dua tokoh sekaligus, yakni sebagai Raja Ratu Agung dan sebagai Pak Uncu Iskandar.
 
Bersama kru Film Gading. (Foto Antarabengkulu.com)

Menurut Sofian Dang Leman berhasil memerankan dua tokoh yang berbeda karakter tersebut dengan sangat baik dan penuh penjiwaan.

Sebagai sutradara Sofian mengaku sangat terbantu dengan keberadaan Dang Leman karena ia tak perlu susah-susah mengarahkan gaya yang harus diperankan Dang Leman disetiap adegan.

"Darah seni Dang Leman sebagai aktor patut di acungi jempol. Sebagai sutradara saya tak susah mengarahkan Dang Leman untuk beradegan ketika syuting itu," jelas Sofian.

Dua tahun setelah film tersebut ditayangkan di bioskop, atau sekitar beberapa bulan lalu Dang Leman terbaring sakit di rumahnya. Komplikasi penyakit yang diderita membuatnya terpaksa menghentikan berbagai aktifitasnya di dunia hiburan.

Selain menjadi aktor dalam film Gading, Dang Leman aktif menjadi pembawa acara disejumlah stasiun TV di Bengkulu, dan juga menjadi pembawa acara dalam perhelatan Festival Tabut Bengkulu.

Dalam kondisi terbaring sakit pun Dang Leman masih sempat membicarakan rencana garapan film selanjutnya bersama Sofian. Hal itu diungkapkannya ketika Sofian menjenguk Dang Leman di kediamannya.

Pembahasan garapan film baru antara Dang Leman dan Sofian berlanjut pada 20 Januari 2020. Namun kali ini lewat pesan Whatsapp.

Berbeda dengan pembahasan sebelumnya, pada pembahasan kali telah mengkerucut sampai ke judul film. Film yang direncanakan akan segera syuting ini berjudul 'Pertualangan Fatma'.

Dalam percakapan itu Sofian menyebut sedang mencari produser untuk film tersebut. Menariknya Dang Leman mengusulkan agar produser film tersebut ditawarkan ke Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Sofian menimpal bahwa ia telah menyampaikan ide pembuatan film itu ke Rohidin lewat pesan Whatsapp. "Sudah saya WA tapi beliau cuma balas jempol aja," kata Sofian membalas pesan Dang Leman soal usulan produser film baru itu.

Mendapati jawaban Sofian, Dang Leman malah tambah bersemangat. Ia berencana akan menemui langsung Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah ketika sembuh untuk menyampaikan permohonan agar mau memproduseri film 'Pertualangan Fatwa' itu.

Namun sayang, rencana Dang Leman untuk terlibat dalam film 'Pertualangan Fatma' dan mengulang sukses film Gading pupus sudah.

Pria humoris nan bersahaja ini, Selasa (14/4) dipanggil menghadap sang khalik. Dang Leman telah berpulang, pergi untuk selama-lamanya.

Kepergian Mulyadi Bachtiar atau yang akrab disapa Dang Leman yang juga Ketua Dewan Kesenian Kota Bengkulu ini jelas meninggalkan tangis haru bagi keluarga, penggemar, sahabat dan orang yang mengenalnya.

Meskipun Dang Leman telah tiada, mimpi mengharumkan nama Bengkulu lewat karya seni, khususnya perfilman tak boleh berhenti. Mimpi ini harus dilanjutkan oleh seniman-seniman berikutnya.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020