Bengkulu (Antara Bengkulu) - Para petani kopi di Desa Bengko sekitar kaki Bukit Kaba dalam wilayah Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang, Provinsi Bengkulu, cemas akibat guncangan gempa 4,6 Sakal Richter, Jumat (15/2) dinihari.

"Kami berhamburan keluar pondok dan siangnya langsung mengungsi karena ada susulan gempa tersebut,"kata seorang petani kopi di Desa Bengko, Suparni menghubungi, Sabtu.

Gempa kecil berpusat didarat itu, tidak dirasakan warga Kota Bengkulu namun bagi petani disekitar kawasan Bukit Kaba setempat cukup kuat, katanya.

Ia mengatakan, pada jumat (15/2) petani di wilayah perkebunan itu sebagian besar mengungsi karena mereka mengkhawatirkan Bukit Kaba akan meletus.

Beberapa sebelum terjadi guncangan gempa 4,6 SR itu,  pada puncak Bukit Kaba yang masih aktif itu terlihat kepulan asap tebal, namun belum ada peringatan dari petugas terkait sehingga mereka masih bertahan.

Hal senda juga dikeluhkan warga Kota Kepahiang Suni, saat gempa terjadi masyarakat berhamburan keluar rumah untuk mencari lokasi aman.

"Kami memperkirakan Bukit Kaba akan meletus karena guncangan itu cukup kuat dan terasa gempa susulan, namun peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat belum ada sehingga warga kembali tenang," ujarnya.

Kepala BMKG Kepahiang Dadang Permana mengatakan, gempa 4,6 SR itu pusatnya berada di darat terjadi pukul 02.16 Wib, Jumat dinihari, sangat terasa di Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang.

Lokasi Gempa itu berada 3,6 Lintang Selatan (LS) atau 102,56 Bujur Timur (BT), pusat gempa berada di darat lima kilometer barat laut Kepahiang dengan kedalaman sekitar 10 km.

Gempa tersebut bukan gempa volkanik melainkan masuk katogoi Modified Mercally Intensity (MMI) IV yang dapat dirasakan orang-orang didalam rumah dan bisa membangunkan orang tertidur lelap.

Gempa 4,6 SR itu, katanya, akibat pergeseran lempengan patahan Sumatera yang memanjang dari Aceh hingga Lampung persis berada di Bukit Barisan.

Masyarakat Rejang Lebong dan Kepahiang tidak perlu khawatir karena gempa itu bukan gempa volkanik, sehingga tidak ada kaitan dugaan Bukit Kaba akan meletus, ujarnya.

Berdasarkan data dihimpun hingga 15 Februari 2013, BMKG Kepahiang mencatat sebanyak 95 kali gempa, namun yang dirasakan hanya gempa pada Rabu (13/2) sebesar 5,5 SR dan gempa 4,6 SR.

Gempa 4,6 SR itu terjadi gempa susulan sebanyak 35 kali namun kekuatannya makin mengecil dan sebagian tidak dirasakan getarannya, ujarnya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013