Pemerintah Kota Surabaya berbelasungkawa atas wafatnya tenaga kesehatan dr Boedhi Harsono dalam status positif COVID-19 di National Hospital Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/5) malam.
"Kami selaku Pemerintah Kota Surabaya menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya dr Boedhi Harsono. Semoga keluarga yang ditinggalkannya diberi ketabahan," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser kepada ANTARA di Surabaya, Rabu pagi.
Hingga saat ini sudah ada dua dokter di Surabaya yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19. Pertama, seorang dokter RSUD Soewandhie Surabaya dr Berkatnu Indrawan Janguk yang meninggal dunia di rumah sakit tempatnya bekerja pada Senin (27/4) dan kedua, dr Boedhi Harsono yang diketahui tidak lagi berpraktik setelah sakit stroke.
Menurut Fikser, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkali-kali menyampaikan dorongan kepada para tenaga kesehatan itu untuk selalu semangat dan semangat dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dikarenakan dokter dan tenaga medis merupakan garda depan penanganan COVID-19.
Bahkan, kata dia, Wali Kota Risma juga meminta para dokter untuk menggunakan baju rangkap dua atau lebih agar tidak tertular COVID-19.
"Kami berpesan agar semua dokter dan tenaga kesehatan lebih menjaga diri dan berhati-hati," ujarnya.
Kabar meninggalnya dokter Boedhi Harsono diketahui beredar di instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya. Dalam unggahan Instagram IDI Surabaya pada Selasa (19/5) tertulis "Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya sejawat kami dr. Boedhi Harsono".
Selain itu, beredar kabar bahwa istri dokter Boedhi yang juga seorang dokter, yakni dr Theresia Muktiwidjojo dikabarkan tengah kritis karena positif COVID-19 di rumah sakit yang sama.
Theresia Muktiwidjaja merupakan dokter spesialis jantung yang bertugas di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Kami selaku Pemerintah Kota Surabaya menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya dr Boedhi Harsono. Semoga keluarga yang ditinggalkannya diberi ketabahan," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser kepada ANTARA di Surabaya, Rabu pagi.
Hingga saat ini sudah ada dua dokter di Surabaya yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19. Pertama, seorang dokter RSUD Soewandhie Surabaya dr Berkatnu Indrawan Janguk yang meninggal dunia di rumah sakit tempatnya bekerja pada Senin (27/4) dan kedua, dr Boedhi Harsono yang diketahui tidak lagi berpraktik setelah sakit stroke.
Menurut Fikser, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkali-kali menyampaikan dorongan kepada para tenaga kesehatan itu untuk selalu semangat dan semangat dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dikarenakan dokter dan tenaga medis merupakan garda depan penanganan COVID-19.
Bahkan, kata dia, Wali Kota Risma juga meminta para dokter untuk menggunakan baju rangkap dua atau lebih agar tidak tertular COVID-19.
"Kami berpesan agar semua dokter dan tenaga kesehatan lebih menjaga diri dan berhati-hati," ujarnya.
Kabar meninggalnya dokter Boedhi Harsono diketahui beredar di instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya. Dalam unggahan Instagram IDI Surabaya pada Selasa (19/5) tertulis "Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya sejawat kami dr. Boedhi Harsono".
Selain itu, beredar kabar bahwa istri dokter Boedhi yang juga seorang dokter, yakni dr Theresia Muktiwidjojo dikabarkan tengah kritis karena positif COVID-19 di rumah sakit yang sama.
Theresia Muktiwidjaja merupakan dokter spesialis jantung yang bertugas di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020