Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menyebutkan upacara Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni tetap diselenggarakan namun penyelenggaraannya secara sederhana dan sesuai standar protokol penanganan COVID-19 secara ketat.
BPIP dalam rilis persnya, di Jakarta Jumat, menyampaikan ada tujuh poin yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan upacara Hari Lahir Pancasila.
Poin pertama yakni, melaksanakan rapid test sebelum mengadakan upacara bendera guna memastikan bahwa semua yang terlibat, baik peserta upacara maupun penyelenggara, tidak memiliki catatan positif COVID-19.
Kemudian, upacara bendera pun hanya dilakukan di pusat, sementara di kementerian lembaga dan daerah-daerah mengikutinya melalui aplikasi meeting dalam jaringan pada pukul 09.00-10.00 WIB.
Poin ketiga yakni guna mencegah kerumunan, upacara dilakukan dengan peserta upacara sangat terbatas.
Biasanya, peserta upacara terdiri dari 9 pasukan upacara yang mewakili TNI-Polri, ASN, mahasiswa dan pelajar dan setiap pasukan terdiri dari 30 orang sehingga total sekitar 270 orang, ditambah anggota korps musik lengkap yang berjumlah sekitar 100 orang.
Sementara, peserta upacara tahun ini hanya diwakili anggota TNI-Polri dan setiap pasukan hanya terdiri dari 5 orang sehingga total peserta di lapangan hanya 20 orang, korps musik pun hanya minimalis yaitu berjumlah 20 orang, dengan demikian, total peserta upacara hanya 41 orang.
Selanjutnya poin keempat, tidak ada undangan bagi pejabat negara, pimpinan kementerian lembaga, tokoh masyarakat, perwakilan komunitas dan anggota keluarga tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak.
Poin berikutnya, yang akan hadir mengikuti upacara bendera di halaman gedung Pancasila adalah Wakil Presiden RI dan pejabat tinggi negara pejabat negara yang bertugas membacakan teks Pembukaan UUD 1945 (Ketua MPR), Pancasila (Ketua DPR) dan Doa (Menko PMK).
Selain itu, hadir pula Menteri Luar Negeri dan Kepala BPIP selaku tuan rumah penyelenggara upacara bendera.
Keenam, pejabat negara, pimpinan kementerian lembaga, gubernur serta tokoh masyarakat diundang menghadiri upacara bendera secara online melalui aplikasi zoom.
Sedangkan pejabat lainnya beserta seluruh komponen masyarakat bisa pula mengikuti upacara dengan menyimak siaran langsung TVRI.
Poin terakhir, guna menyebarluaskan jalannya upacara bendera Hari Lahir Pancasila, maka kegiatan akan disiarkan langsung oleh TVRI dan RRI. Seluruh masyarakat diharapkan dapat upacara dengan menyimak siaran tersebut.
Upacara bendera Hari Lahir Pancasila tetap diselenggarakan meskipun di tengah pandemi COVID-19 tidak terlepas dari upaya untuk senantiasa mengingat sejarah kelahiran Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan bagian dari proses pembelajaran yang terus menerus agar Pancasila lestari dan selalu diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari.
Nilai-nilai Pancasila dalam tindakan, gotong royong menuju Indonesia maju tetap tidak lekang oleh waktu dan kondisi. Justru di tengah pandemi, kita menunjukkan kesaktian Pancasila dan memperkuat semangat gotong royong.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
BPIP dalam rilis persnya, di Jakarta Jumat, menyampaikan ada tujuh poin yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan upacara Hari Lahir Pancasila.
Poin pertama yakni, melaksanakan rapid test sebelum mengadakan upacara bendera guna memastikan bahwa semua yang terlibat, baik peserta upacara maupun penyelenggara, tidak memiliki catatan positif COVID-19.
Kemudian, upacara bendera pun hanya dilakukan di pusat, sementara di kementerian lembaga dan daerah-daerah mengikutinya melalui aplikasi meeting dalam jaringan pada pukul 09.00-10.00 WIB.
Poin ketiga yakni guna mencegah kerumunan, upacara dilakukan dengan peserta upacara sangat terbatas.
Biasanya, peserta upacara terdiri dari 9 pasukan upacara yang mewakili TNI-Polri, ASN, mahasiswa dan pelajar dan setiap pasukan terdiri dari 30 orang sehingga total sekitar 270 orang, ditambah anggota korps musik lengkap yang berjumlah sekitar 100 orang.
Sementara, peserta upacara tahun ini hanya diwakili anggota TNI-Polri dan setiap pasukan hanya terdiri dari 5 orang sehingga total peserta di lapangan hanya 20 orang, korps musik pun hanya minimalis yaitu berjumlah 20 orang, dengan demikian, total peserta upacara hanya 41 orang.
Selanjutnya poin keempat, tidak ada undangan bagi pejabat negara, pimpinan kementerian lembaga, tokoh masyarakat, perwakilan komunitas dan anggota keluarga tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak.
Poin berikutnya, yang akan hadir mengikuti upacara bendera di halaman gedung Pancasila adalah Wakil Presiden RI dan pejabat tinggi negara pejabat negara yang bertugas membacakan teks Pembukaan UUD 1945 (Ketua MPR), Pancasila (Ketua DPR) dan Doa (Menko PMK).
Selain itu, hadir pula Menteri Luar Negeri dan Kepala BPIP selaku tuan rumah penyelenggara upacara bendera.
Keenam, pejabat negara, pimpinan kementerian lembaga, gubernur serta tokoh masyarakat diundang menghadiri upacara bendera secara online melalui aplikasi zoom.
Sedangkan pejabat lainnya beserta seluruh komponen masyarakat bisa pula mengikuti upacara dengan menyimak siaran langsung TVRI.
Poin terakhir, guna menyebarluaskan jalannya upacara bendera Hari Lahir Pancasila, maka kegiatan akan disiarkan langsung oleh TVRI dan RRI. Seluruh masyarakat diharapkan dapat upacara dengan menyimak siaran tersebut.
Upacara bendera Hari Lahir Pancasila tetap diselenggarakan meskipun di tengah pandemi COVID-19 tidak terlepas dari upaya untuk senantiasa mengingat sejarah kelahiran Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan bagian dari proses pembelajaran yang terus menerus agar Pancasila lestari dan selalu diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari.
Nilai-nilai Pancasila dalam tindakan, gotong royong menuju Indonesia maju tetap tidak lekang oleh waktu dan kondisi. Justru di tengah pandemi, kita menunjukkan kesaktian Pancasila dan memperkuat semangat gotong royong.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020