Wakil Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah meminta dinas kesehatan setempat membuka program beasiswa ikatan dinas untuk dokter spesialis bedah saraf.
"Saya minta Dinas Kesehatan menyusun program beasiswa ikatan dinas bagi dokter yang mau mengambil pendidikan spesialis yang dibutuhkan, kemudian dapat mengabdikan dirinya di Bumi Rafflesia," ucap Dedy dalam rapat koordinasi evaluasi pelayanan rumah sakit pada masa pandemi COVID-19 se Provinsi Bengkulu, Selasa.
Kata Dedy, hal ini dilakukan mengingat saat ini hanya ada satu dokter spesialis bedah saraf di daerah itu.
Ia menjelaskan, saat ini hanya ada satu dokter spesialis bedah saraf di Bengkulu dan bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu.
Akibatnya, pasien dari 22 rumah sakit di Provinsi Bengkulu yang membutuhkan pelayanan bedah medis terpaksa dirujuk ke RSUD M Yunus.
"Hasil dari pertemuan tersebut disepakati perlunya penambahan tenaga medis khususnya dokter spesialis guna menunjang pelayanan rumah sakit di Provinsi Bengkulu," paparnya.
Selain itu, Dedy juga menekankan agar segera dilakukan perbaikan Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) antar rumah sakit.
Dedy menilai, sistem rujukan yang ada saat ini masih lamban, sehingga berdampak pada lambatnya pelayanan pada pasien yang seharusnya mendapat penanganan segera.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni.
Ia mengatakan, perbaikan SISRUTE diperlukan komitmen bersama petugas medis di seluruh rumah sakit yang ada di Provinsi Bengkulu. "Jika SISRUTE mengalami hambatan bisa melalui telepon dan mekanisme lainnya, yang terpenting dalam hal ini komitmen dan keseriusan petugas," demikian Herwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Saya minta Dinas Kesehatan menyusun program beasiswa ikatan dinas bagi dokter yang mau mengambil pendidikan spesialis yang dibutuhkan, kemudian dapat mengabdikan dirinya di Bumi Rafflesia," ucap Dedy dalam rapat koordinasi evaluasi pelayanan rumah sakit pada masa pandemi COVID-19 se Provinsi Bengkulu, Selasa.
Kata Dedy, hal ini dilakukan mengingat saat ini hanya ada satu dokter spesialis bedah saraf di daerah itu.
Ia menjelaskan, saat ini hanya ada satu dokter spesialis bedah saraf di Bengkulu dan bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu.
Akibatnya, pasien dari 22 rumah sakit di Provinsi Bengkulu yang membutuhkan pelayanan bedah medis terpaksa dirujuk ke RSUD M Yunus.
"Hasil dari pertemuan tersebut disepakati perlunya penambahan tenaga medis khususnya dokter spesialis guna menunjang pelayanan rumah sakit di Provinsi Bengkulu," paparnya.
Selain itu, Dedy juga menekankan agar segera dilakukan perbaikan Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) antar rumah sakit.
Dedy menilai, sistem rujukan yang ada saat ini masih lamban, sehingga berdampak pada lambatnya pelayanan pada pasien yang seharusnya mendapat penanganan segera.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni.
Ia mengatakan, perbaikan SISRUTE diperlukan komitmen bersama petugas medis di seluruh rumah sakit yang ada di Provinsi Bengkulu. "Jika SISRUTE mengalami hambatan bisa melalui telepon dan mekanisme lainnya, yang terpenting dalam hal ini komitmen dan keseriusan petugas," demikian Herwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020