PBB, New York (Antara/Xinhua-OANA) - Juru bicara PBB, Senin (25/2), mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah menyebut kesepakatan perdamaian baru-baru ini di Republik Demokratik Kongo (DRC), yang ditandatangani di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa, sebagai tonggak sejarah.

"Sekretaris jenderal merasa penandatanganan Kerangka Kerja Perdamaian, Keamanan dan Kerja Sama buat DRC dan wilayah tersebut adalah perkembangan yang sangat penting," kata Martin Nesirky, Juru Bicara Ban.

Nesirky berbicara kepada wartawan dalam taklimat harian melalui telepon dari Abu Dhabi, Ibu Kota Uni Emirat Arab. Pemimpin PBB itu saat ini berada di Uni Emirat Arab dalam kunjungan ke beberapa negara Afrika dan Eropa.

Nesirky menambahkan, "Sekretaris jenderal menganggap kerangka kerja ini sebagai tonggak sejarah. Ia mengakui penandatanganannya adalah suatu awal dan pusat perhatiannya sekarang tertuju pada penerapan komitmen yang dibuat itu."

"Kerangka kerja tersebut, yang ditandatangani pada Ahad (24/2) di Addis Ababa, telah disambut baik oleh Dewan Keamanan (PBB), Komisi Eropa dan yang lain," kata juru bicara itu sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Kesepakatan perdamaian tersebut, yang ditandatangani oleh 11 negara di wilayah itu, dirancang untuk mewujudkan kestabilan bagi negeri tersebut --yang telah dirongrong oleh gerakan gerilyawan bersenjata M23.

Kelompok gerilyawan tersebut menyerbu Ibu Kota DRC, Goma, pada penghujung tahun lalu.

Kesepakatan itu "juga menyampaikan dukungan bagi penunjukan cepat seorang Utusan Khusus PBB guna mendukung, mengkoordinasikan dan menilai upaya negara dan wilayah tersebut dalam penerapan Kerangka Kerja itu," kata Nesirky.

Ia juga mengumumkan Ban akan memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan awal pekan depan mengenai perkembangan di DRC. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013