Yogyakarta (Antara) - Pengasuh Pondok Pesantren Rodhatul Fathiha, Plered, Bantul, Kiai Haji Muhammad Fuad Riyadi, menggelar pameran lukisan karyanya bertajuk "Kitab Lailatul Qodar" di Taman Budaya Yogyakarta, untuk memperingati peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret.
"Atas dasar itu pembukaan pameran akan dilakukan pada 1 Maret 2013. Pameran ini untuk mengenang peristiwa bersejarah di Yogyakarta, 1 Maret 1949 yang menentukan perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia (RI)," kata Kiai Haji (KH) Muhammad Fuad Riyadi di Yogyakarta, Rabu.
Pembukaan pameran yang berlangsung hingga 3 Maret 2013 itu, menurut dia, akan melibatkan 100 gelandangan, sajian 1.000 bungkus nasi uduk, dan dimeriahkan pentas musik Hip Hop Gilaz Production.
"Dalam pameran itu saya menampilkan karya seni lukis yang benar-benar 'greng', menggetarkan. Saya berusaha merekam semangat cahaya di altar Lailatul Qodar dalam karya-karya saya," katanya.
Kurator pameran Netok Sawiji Rusnoto Susanto mengatakan melalui pameran seni lukis itu KH Fuad berniat membagi perasaan lewat bahasa visual mengenai bagaimana dia merekam spirit cahaya Lailatul Qodar.
"Melalui tangkapan kalbu, Kiai Fuad menemukan misteri cahaya-cahaya yang di refleksikan lewat udara dan seluruh atmosfer langit yang turun ke permukaan bumi," katanya.
Menurut dia, proses kreasinya membuka ruang bagi hadirnya semua cahaya dan syafaat. Kiai Fuad seolah sedang menyiapkan altar Lailatul Qodar dengan membangun majelis dzikir dan mengkondisikan atmosfer spiritual di sekitar pesantren.
"Di permukaan kanvasnya, Kiai Fuad sesegera mungkin menangkap dan merekam fenomena cahaya sebagai nilai spiritual. Nilai kebesaran dan kekuasaan-Nya," kata dosen seni rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta itu. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Atas dasar itu pembukaan pameran akan dilakukan pada 1 Maret 2013. Pameran ini untuk mengenang peristiwa bersejarah di Yogyakarta, 1 Maret 1949 yang menentukan perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia (RI)," kata Kiai Haji (KH) Muhammad Fuad Riyadi di Yogyakarta, Rabu.
Pembukaan pameran yang berlangsung hingga 3 Maret 2013 itu, menurut dia, akan melibatkan 100 gelandangan, sajian 1.000 bungkus nasi uduk, dan dimeriahkan pentas musik Hip Hop Gilaz Production.
"Dalam pameran itu saya menampilkan karya seni lukis yang benar-benar 'greng', menggetarkan. Saya berusaha merekam semangat cahaya di altar Lailatul Qodar dalam karya-karya saya," katanya.
Kurator pameran Netok Sawiji Rusnoto Susanto mengatakan melalui pameran seni lukis itu KH Fuad berniat membagi perasaan lewat bahasa visual mengenai bagaimana dia merekam spirit cahaya Lailatul Qodar.
"Melalui tangkapan kalbu, Kiai Fuad menemukan misteri cahaya-cahaya yang di refleksikan lewat udara dan seluruh atmosfer langit yang turun ke permukaan bumi," katanya.
Menurut dia, proses kreasinya membuka ruang bagi hadirnya semua cahaya dan syafaat. Kiai Fuad seolah sedang menyiapkan altar Lailatul Qodar dengan membangun majelis dzikir dan mengkondisikan atmosfer spiritual di sekitar pesantren.
"Di permukaan kanvasnya, Kiai Fuad sesegera mungkin menangkap dan merekam fenomena cahaya sebagai nilai spiritual. Nilai kebesaran dan kekuasaan-Nya," kata dosen seni rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta itu. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013