Bengkulu (Antara Bengkulu) - Pasokan berbagai bahan pokok dari Pulau Jawa dan Sumatera Selatan ke pedagang di Kota Bengkulu kembali lancar terutama melalui jalur darat yang sebelumnya tersendat akibat sering hujan dan banjir, kata pedagang.

Bahan pokok di Kota Bengkulu hingga saat ini sebagian besar diangkut melalui transportasi darat dari pedagang besar di Jakarta, Lampung dan Sumatera Selatan, tutur pedagang bahan pokok di Kota Bengkulu Nasrul, Senin.

Ia mengatakan, bila bahan pokok itu diangku melalui jalur laut akan lebih rendah harganya, namun hingga saat ini para pedagang besar masih terikat dengan ekspedisi angkutan darat.

Contohnya, kata dia, beberapa jenis bahan makanan langsung dari pabrik di Jakarta tetap diangkut truk, meski bila dengan kapal laut harganya akan lebih rendah.

Selain itu, gula dari Lampung pengangkutannya bisa melalui laut sehingga harga jual di Bengkulu bisa turun di pedagang besar maupun pedagang pengecer.

Ia menjelaskan, harga gula pasir kini  Rp12.500 per kilogram dan di pengecer Rp14.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp9.500, minyak goreng dalam kemasan Rp13.500-Rp20.000, sedangkan harga di pengecer lebih tinggi Rp3.000 per kilogram.

Bila bahan pokok di Bengkulu diangkut melalui jalur laut mudah-mudahan harga jual bisa ditekan sehingga terjangkau masyarakat kecil, ujarnya.

Seorang warga di perkampungan nelayan di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Sujiman mengatakan, harga gula pasir di pedagang pengecer Rp14.000, padahal sebelumnya Rp12.500 per kilogram.

"Kami hanya mampu membeli seperempat kilogram. Biasanya setiap membeli, setengah kilogram," katanya.

Ia mengatakan, terbiasa minum kopisetelah makan sehingga stok gula tidak bisa terputus meskipun hanya dalam ukuran sendok.

Bila harga gula pasir masih bertahan tinggi ia akan mengonsumsi gula merah. "Harga gula merah lebih murah dan terjangkau untuk ukuran warga kawasan pantai," ujarnya.

Harga minya goreng berkisar Rp12.500-Rp13.000 per kilogram dan lauk pauk seperti ikan asin Rp6.500 per kilogram.

Warga Kampung Bahari S Hutagalung mengatakan hampir semua bahan di pasar naik harga, tidak hanya gula pasir, tetapi juga rokok, roti dan makanan ringan.    

"Harga-harga bergerak naik kami hanya bisa pasrah. Bila ada uang bisa membeli sesuai kebutuhan, namun sebaliknya bila kurang mendapat rezeki tidak apa-apa," ujarnya.

Ia mengatakan, sejak harga gula dan minyak goreng merangkak naik pekan lalu, telah mengurangi konsumsi dua jenis bahan makanan tersebut.

Sebagai nelayan kecil yang penghasilannya sangat tergantung rezeki dari laut dan harga beli pedagang, ia pada saat gelombang mulai rendah seperti sekarang kembali melaut.

Ikan yang didapat kadang kala dibeli pedagang pengumpul dengan harga tidak wajar, hal itu juga dialami nelayan lainnya dan hasil tangkapan pun biasa ditukar dengan gula atau minyak goreng.

Sedangkan untuk membeli beras dan rokok, biasanya dari hasil menjual udang yang harganya agak lumayan tinggi yaitu rata-rata di atas Rp50.000 per kilogram, sedangkan ikan campuran Rp25.000 per kilogram, ujarnya.

"Kami mengharapkan beras untuk warga miskin cepat disalurkan sehingga bila mendapat uang, kami bisa membeli gula, minyak goreng dan ikan asin," ujarnya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013