Bengkulu (Antara Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu melakukan pengobatan dengan memasang infus pada seekor gajah liar yang sakit telah ditemukan warga di sekitar kawasan perkebunan besar wilayah itu.

Berdasarkan informasi dari lapangan seekor gajah liar betina yang sudah tua berumur sekitar 50 tahun dan berat tiga ton itu, menderita sakit pada kemaluannya serta rahangnya bengkak, kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujatmiko, di Bengkulu, Selasa.

Ia menjelaskan, posisi gajah itu sekarang berada di hutan produksi terbatas (HPT) Air Ipuh Register 65 dalam perawatan dan pengobatan intensif oleh tim dokter BKSDA yang diberangkatkan pada Senin (4/3) malam ke lokasi.

Awalnya petugas melihat ada sebuah besi bulat berukuran kecil menembus telapak kakinya, diduga dipasang orang tak bertanggungjawab atau pemburu satwa liar di sana.

Gajah tersebut diperkirakan ditinggal rombongannya karena sudah sakit sebelumnya, saat mencari makanan di sekitar kebun masyarakat dan perkebunan besar milik Daria Darma Pratama(DDP) setempat.

"Kami berupaya untuk menyelamatkan gajah liar tersebut agar bisa tetap hidup dengan harapan bila sudah sembuh akan kembali dilepas ke kawasan hutan," ujar Anggoro lagi.

Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono dari lapangan mengabarkan bahwa gajah tua itu sebelumnya ditemukan salah seorang karyawan PT DDP setempat pada Senin (4/3) pagi.

Gajah sakit itu ditemukan dalam kondisi tidak bisa berdiri di sekitar kebun Air Penulang, Desa Talangarah, meskipun diusir tetap saja tidak bisa bangun.

Berdasarkan laporan masyarakat itu, pihaknya diturunkan dari Bengkulu bersama tim dokter.

Gajah liar itu bisa berjalan lagi namun lambat-lambat.(Z005)

Pewarta: oleh Zulkifli Lubis

Editor : Ferri Aryanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013