Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sebanyak sekitar 500 kilogram ikan keramba jaring apung milik petani di muara Kelurahan Bandar Ratu mati mendadak sejak beberapa pekan terakhir.

“Sekitar 500 Kg ikan nila dalam keramba jaring apung yang mati mendadak tersebut siap panen,” kata Kabid Budi Daya Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Azbas Novyan di Mukomuko, Jumat.

Ia mengatakan, dari sekitar 500 kilogram ikan nila yang mati tersebut, hanya sebagian ikan nila tersebut yang bisa dijual kepada masyarakat, selebihnya tidak bisa dikonsumsi karena sudah busuk.

Ia mengatakan, akibat kejadian tersebut, kalangan petani ikan di muara Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko mengalami kerugian mencapai belasan juta rupiah.

Terkait dengan penyebab ratusan kilogram ikan nila tersebut mati mendadak, ia mengatakan, kemungkinan karena pencemaran lingkungan. Karena terjadi perubahan kualitas air di muara tersebut berminyak.

“Kami tidak tahu dari masa asal limbah sehingga membuat air di muara ini menjadi berminyak dan diduga menjadi salah satu penyebab ikan nila dalam keramba jaring apung mati,” ujarnya.

Selanjutnya kalangan petani ikan keramba jaring apung di muara daerah ini berencana mengalihkan komoditas ikan dari budidaya ikan nila ke ikan patin yang lebih tahan di muara sungai tersebut.

“Petani ikan keramba jaring apung di muara daerah ini berencana beralih komoditas dari ikan nila ke ikan patin karena untuk sementara ini ikan nila sangat mudah mati saat terjadi perubahan kualitas air di muara daerah ini,” ujarnya.

Para petani ikan keramba jaring apung di muara Kelurahan Bandar Ratu ini sebelumnya pernah membudidayakan ikan patin di muara tersebut dan ikan ini lebih bertahan dibandingkan ikan nila, Sedangkan tingkat kematian ikan patin masih normal berkisar 20 persen.***1***
 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020