Bengkulu (Antara Bnegkulu) - Permintaan berbagai bahan pokok pada tingkat pedagang toko di Kota Bengkulu pekan ini stabil setelah sebelumnya ada peningkatan akibat pengaruh cuaca hujan dan banjir.

Bahan pokok di Kota Bengkulu hingga saat ini distok pada masing-masing gudang distributor dalam jumlah banyak untuk menjaga kesetabilan harga, kata seorang pedagang bahan pokok di Kota Bengkulu Nasrul, Senin.

Ia mengatakan, untuk menjaga harga stabil bahan pokok itu mestinya diangkut melalui transpor laut, namun hingga saat ini para pedagang besar masih terikat dengan ekspedisi angkutan darat.

Contohnya, kata dia, beberapa jenis bahan makanan langsung dari pabrik di Jakarta tetap diangkut menggunakan truk, bila melalui kapal laut akan lebih rendah.

Selain itu, gula dari Lampung kalau pengangkutannya bisa melalui laut, maka harga jual di Bengkulu bisa turun baik pada pedagang besar maupun pedagang pengecer.

Ia menjelaskan, harga gula pasir dijual Rp12.500 per kilogram pada pedagang eceran dijual Rp14.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp9.500, minyak gireng dalam kemasan berkisar Rp13.500-Rp20.000, sedangkan harga pada pengecer rata-rata naik Rp3.000 per kilogram.

Bila bahan pokok di Bengkulu diangkut melalui jalur laut mudah-mudahan harga jual bisa ditekan sehingga terjangkau masyarakat kecil, ujarnya.

Seorang warga di kawasan perumahan nelayan di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Sujiman mengatakan, harga gula pasir pada tingkat pedagang pengecer yaitu mencapai Rp14.000 dari sebelumnya Rp12.500 per kilogram.

"Kami hanya mampu membeli seperempat kilogram saja biasanya setiap membeli mencapai setengah kilogram," katanya.

Ia mengatakan, kebiasan mengopi setelah makan masih mewarisi dirinya sehingga stok gula tidak bisa terputus meskipun hanya dalam ukuran sendok.

Bila harga gula pasir masih bertahan tinggi, kata dia, pihaknya akan mekonsumsi gula merah yang harganya lebih murah dan terjangkau untuk ukuran warga kawasan pantai, ujarnya.

Untuk harga minya goreng berkisar Rp12.500-Rp13.000 per kilogram dan laukpauk seperti ikan asin Rp6.500 per kilogram karena mekonsumsi ikan segar sudah menjadi makan sehari-hari.

Lain lagi keluhan warga kampung Bahari S Hutagalung semua bahan pokok saat ini terjadi naik, tidak hanya gula pasir, tapi rokok, roti dan makanan ringan juga naik.    

"Masalah harga bergerak naik kami hanya bisa pasrah, bila ada uang bisa membeli sesuai kebutuhan, namun sebaliknya kurang mendapat rezeki tidak apa-apa," ujarnya.

Ia mengatakan, sejak harga gula dan minyak goreng merangkak naik pekan lalu, pihaknya mengurangi untuk mekonsumsi dua jenis bahan makanan tersebut.

Sebagai penghasilan nelayan kecil sangat tergantung rezeki dari laut dan harga beli pedagang, pada saat gelombang mulai rendah sekarang ini pihaknya berlomba melaut dengan nelayan lain.

Ikan yang didapat kadang kala dibeli pedagang pengumpul dengan harga tidakwajar, hal itu juga dialami nelayan lainnya dan hasil tangkapan ditukar dengan gula atau minyak goreng.

Sedangkan untuk membeli beras dan rokok hasil menjual udang yang harganya agak lumayan tinggi yaitu rata-rata di atas Rp50.000 per kilogram, sedangkan ikan campuran dihargai Rp25.000 per kilogram, ujarnya. ujarnya.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013