PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendukung 400 investor Jepang di Indonesia dengan berikan kemudahan berbisnis melalui Desk Internasional guna mendorong investasi langsung dari penanam modal asing.
"Kami berikan layanan menyeluruh untuk memudahkan para investor Jepang saat berbisnis," kata Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahyu Setiawan di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, layanan yang disiapkan mencakup pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), dan penerbitan letter of credit (L/C).
Kemudian, pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia.
Dia mengungkapkan saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang atau Japan Regional Banks/JRB yang berinvestasi di Indonesia dan sebagian besar berbasis teknologi.
JRB tersebut, kata dia, tidak memiliki kantor cabang di Indonesia sehingga bank BUMN ini memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabahnya di Indonesia.
Salah satu terobosan yang dilakukan bank pelat merah ini dalam berkolaborasi dengan JRB adalah menyediakan fasilitas kredit denominasi Yen atau Rupiah untuk perusahaan berorientasi ekspor yang berkaitan dengan Jepang-Indonesia.
Fasilitas ini, kata dia, diberikan melalui skema penjaminan dari bank-bank JRB dan merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bank lokal di Indonesia.
Penyebabnya, lanjut dia, karena BNI memiliki kantor cabang luar negeri (KCLN) di Tokyo yang memiliki perjanjian kerja sama dengan bank-bank regional di Jepang.
"Pinjaman dalam bentuk Yen atau Rupiah ini dimungkinkan dengan adanya dukungan pendanaan dari 54 JRB melalui BNI Tokyo, sehingga pinjaman yang diberikan memiliki bunga yang kompetitif," imbuh Putrama.
Melalui kerja sama itu, bank BUMN ini mampu menghimpun dana sekitar Rp6,5 triliun, plus mendapatkan perluasan basis nasabah sebanyak 400 perusahaan Jepang.
KCLN di Tokyo berperan aktif untuk menarik investor-investor Jepang ke Indonesia bekerja sama dengan KBRI, KJRI di Osaka, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tokyo.
Sepanjang semester pertama 2020, Desk Internasional mencatat kinerja dengan realisasi pinjaman tumbuh 44,4 persen secara tahunan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 18,4 persen.
Kedepannya, BNI merencanakan untuk menyediakan serta mengembangkan layanan yang sama untuk investor-investor yang berasal dari Korea dan China.
"Kami mengharapkan perusahaan Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini. Bila ada perusahaan Jepang yang telah menggunakan BNI, tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Kami berikan layanan menyeluruh untuk memudahkan para investor Jepang saat berbisnis," kata Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahyu Setiawan di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, layanan yang disiapkan mencakup pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), dan penerbitan letter of credit (L/C).
Kemudian, pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia.
Dia mengungkapkan saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang atau Japan Regional Banks/JRB yang berinvestasi di Indonesia dan sebagian besar berbasis teknologi.
JRB tersebut, kata dia, tidak memiliki kantor cabang di Indonesia sehingga bank BUMN ini memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabahnya di Indonesia.
Salah satu terobosan yang dilakukan bank pelat merah ini dalam berkolaborasi dengan JRB adalah menyediakan fasilitas kredit denominasi Yen atau Rupiah untuk perusahaan berorientasi ekspor yang berkaitan dengan Jepang-Indonesia.
Fasilitas ini, kata dia, diberikan melalui skema penjaminan dari bank-bank JRB dan merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bank lokal di Indonesia.
Penyebabnya, lanjut dia, karena BNI memiliki kantor cabang luar negeri (KCLN) di Tokyo yang memiliki perjanjian kerja sama dengan bank-bank regional di Jepang.
"Pinjaman dalam bentuk Yen atau Rupiah ini dimungkinkan dengan adanya dukungan pendanaan dari 54 JRB melalui BNI Tokyo, sehingga pinjaman yang diberikan memiliki bunga yang kompetitif," imbuh Putrama.
Melalui kerja sama itu, bank BUMN ini mampu menghimpun dana sekitar Rp6,5 triliun, plus mendapatkan perluasan basis nasabah sebanyak 400 perusahaan Jepang.
KCLN di Tokyo berperan aktif untuk menarik investor-investor Jepang ke Indonesia bekerja sama dengan KBRI, KJRI di Osaka, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tokyo.
Sepanjang semester pertama 2020, Desk Internasional mencatat kinerja dengan realisasi pinjaman tumbuh 44,4 persen secara tahunan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 18,4 persen.
Kedepannya, BNI merencanakan untuk menyediakan serta mengembangkan layanan yang sama untuk investor-investor yang berasal dari Korea dan China.
"Kami mengharapkan perusahaan Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini. Bila ada perusahaan Jepang yang telah menggunakan BNI, tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020