Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pengolahan limbah cair Rumah sakit Tiara Sella, Kota Bengkulu dianjurkan menggunakan instalasi Pengolahan Air Limbah, untuk mengatasi keluhan masyarakat yang khawatir akan pencemaran limbah rumah sakit tersebut.

"Kita menyarankan agar Rumah sakit (RS) Tiara Sella, Kota Bengkulu menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal)," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu, Irman Sawiran setelah hearing dengan pihak Rumah Sakit Tiara Sella, Rabu.

Ia mengatakan, persoalan air limbah di Rumah Sakit Tiara Sella bisa teratasi karena mereka sudah memiliki IPAL yang dipasang disana, sehingga limbah sudah keluar berupa air hujan dan air dapur.

Dengan demikian warga yang ditnggal di sekitar itu tidak perlu cemas akan tercemar limbah rumah sakit tersebut, semuanya sudah diatasi dengan teknologi tinggi.

IPAL tersebut berupa tanki tahan gempa yang diletakkan diatas tanah, bukan di dalam tanah sehingga dapat selalu dipantau keadaannya, dengan demikian semua masyarakat juga bisa memantaunya.

Sekretaris Komisi II DPRD Kota Bengkulu Suimi Fales menambahkan, dengan sudah didatangkannya IPAL tersebut diharapkan tidak ada lagi kekhawatiran masyarakat akan tercemarnya lingkungan tempat tinggal mereka akibat limbah rumah sakit tersebut.

Selain itu dia berharap pihak manajemen rumah sakit tersebut lebih meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat.

"Kami berharap manajemen rumah sakit tersebut terus menerus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya IPAL tersebut karena dengan ketidaktahuan masyarakat akhirnya mereka berpikiran telah terjadi pencemaran di lingkungan tempat tinggal mereka," ujarnya.

Direktur PT Graha Bernoza, Hega Bernoza selaku pemilik Rumah Sakit Tiara Sella mengatakan, IPAL yang mereka sediakan nantinya hanya mengeluarkan limbah berupa air hujan dan air dapur.

Nantinya cairan dari dapur, tempat pencucian pakaian, ruang bersalin, ruang operasi dan laboratorium seluruhnya akan masuk ke IPAL yang baru saja dipasang hari ini.

Ia menjelaskan, Ipal yang diharapkan sudah bisa beroperasi dalam minggu ini tersebut berukuran 30 kubik dan ukuran tersebut lebih besar dua kali lipat dari kapasitas yang dibutuhkan oleh rumah sakit tersebut.

"Jadi nanti keluaran dari IPAL tersebut berupa air yang bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa serta sudah memenuhi syarat ynag ditetapkan oleh Badan Lingkungan Hidup," ujarnya.

Selain itu, agar ke depan tidak muncul permasalahan pencemaran lagi maka IPAL tersebut dibangun dari fiber dan diletakkan di atas tanah sehingga menghilangkan kekhawatiran akan terjadi perembesan karena setiap saat masyarakat dapat mengecek ada tidaknya kebocoran pada IPAL tersebut.(mhe)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012