Yogyakarta (Antara Bengkulu) - Mahasiswa perlu melestarikan kebudayaan Indonesia agar dikenal secara luas, dan tidak diklaim negara lain, kata dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dr Nano Prawoto.

"Selama ini kita sering mendengar isu pengakuan kebudayaan Indonesia oleh negara lain. Hal itu merupakan kesalahan kita karena tidak melestarikan kebudayaan kita sendiri," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia pada Festival Budaya UMY, jika bangsa ini sudah mengenal kebudayaan Indonesia, maka tidak ada lagi pengakuan oleh negara lain. Masalah klaim budaya seperti yang terjadi pada reog dan lagu daerah tidak akan terjadi lagi jika bangsa ini sudah mulai peduli dan mengenal kebudayaan sendiri.

"Salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan Indonesia di lingkungan kampus khususnya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah dengan menyelenggarakan festival budaya," kata Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UMY itu.

Ia mengatakan festival budaya yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UMY itu juga mendukung visi universitas yang unggul dan Islami.

"Unggul tidak hanya dalam hal akademis tetapi juga kesenian. Selama ini dalam urusan seni budaya UMY masih tertinggal dengan kampus lain. Untuk itu acara tersebut sangat mendukung visi UMY yang unggul," katanya.

Ketua Panitia Pelaksana Festival Budaya UMY Satria Iswara Adi mengatakan, kegiatan bertema "Gebyar Lestari Budaya dengan Potensi Diri yang Berteknologi" itu akan menampilkan seluruh bagian dari kebudayaan Indonesia di antaranya tari tradisional dari daerah Lombok, Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jambi, Maluku, dan Aceh.

"Selain itu, lomba modeling juga diwajibkan mengenakan busana tradisional daerah masing-masing tetapi tetap pada nilai-nilai islami," katanya.

Pewarta: Oleh Bambang Sutopo Hadi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013