Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu menargetkan penetasan sebanyak 1.500 telur penyu di dua lokasi konservasi yang diusahakan oleh kelompok masyarakat di daerah itu.
"Tahun 2012 kami menetaskan 570 butir telur penyu menjadi tukik dan sudah dilepas ke habitatnya, tahun ini ditargetkan 1.500 telur," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto melalui Kepala Resor BKSDA Mukomuko Rasyidin Prima di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan sejak Januari hingga Maret 2013 sebanyak 362 butir telur penyu sudah menetas menjadi tukik dan akan dilepas dalam waktu dekat.
Terdapat tiga jenis penyu yang sering menetas di sepanjang perairan Taman Wisata Alam Air Hitam dan Cagar Alam Air Rami di Kabupaten Mukomuko yakni jenis sisik, hijau dan lekang.
"Jenis sisik dan lekang mendominasi dan jumlah telurnya juga lebih banyak dibanding jenis penyu hijau," katanya.
Rasyidin mengatakan terdapat dua kelompok konservasi penyu di Kabupaten Mukomuko yang berada di bawah binaan BKSDA yakni Kelompok Penyu Lestari di Desa Retak Ilir dan Kelompok Pemuda Pemudi Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (KP3LH) di Desa Air Hitam.
Dua kelompok masyarakat tersebut secara sukarela melakukan konservasi penyu setelah melihat ancaman terhadap satwa dilindungi itu.
Sementara itu, Koordinator Humas KP3LH Dede Karnadi mengatakan terdapat 30 anggota masyarakat yang menjadi anggota KP3LH dan delapan orang yang aktif sebagai pengurus lembaga dan bermitra dengan BKSDA.
"Awalnya kami prihatin melihat telur penyu yang sering diambil untuk dijual sehingga kami membentuk kelompok yang rutin berpatroli menyelamatkan telur-telur penyu," katanya.
Kelompok masyarakat menetaskan telur penyu dengan peralatan seadanya dan setelah menetas menjadi tukik dilepas ke laut.
Ia mengatakan bahwa saat ini anggota kelompok juga meningkatkan patroli sebab penyu yang akan naik ke darat untuk bertelur masih tinggi jumlahnya.
"Kalau penduduk sekitar kawasan cagar alam sudah sadar tentang pentingnya pelestarian penyu, biasanya yang mencuri adalah orang luar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Tahun 2012 kami menetaskan 570 butir telur penyu menjadi tukik dan sudah dilepas ke habitatnya, tahun ini ditargetkan 1.500 telur," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto melalui Kepala Resor BKSDA Mukomuko Rasyidin Prima di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan sejak Januari hingga Maret 2013 sebanyak 362 butir telur penyu sudah menetas menjadi tukik dan akan dilepas dalam waktu dekat.
Terdapat tiga jenis penyu yang sering menetas di sepanjang perairan Taman Wisata Alam Air Hitam dan Cagar Alam Air Rami di Kabupaten Mukomuko yakni jenis sisik, hijau dan lekang.
"Jenis sisik dan lekang mendominasi dan jumlah telurnya juga lebih banyak dibanding jenis penyu hijau," katanya.
Rasyidin mengatakan terdapat dua kelompok konservasi penyu di Kabupaten Mukomuko yang berada di bawah binaan BKSDA yakni Kelompok Penyu Lestari di Desa Retak Ilir dan Kelompok Pemuda Pemudi Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (KP3LH) di Desa Air Hitam.
Dua kelompok masyarakat tersebut secara sukarela melakukan konservasi penyu setelah melihat ancaman terhadap satwa dilindungi itu.
Sementara itu, Koordinator Humas KP3LH Dede Karnadi mengatakan terdapat 30 anggota masyarakat yang menjadi anggota KP3LH dan delapan orang yang aktif sebagai pengurus lembaga dan bermitra dengan BKSDA.
"Awalnya kami prihatin melihat telur penyu yang sering diambil untuk dijual sehingga kami membentuk kelompok yang rutin berpatroli menyelamatkan telur-telur penyu," katanya.
Kelompok masyarakat menetaskan telur penyu dengan peralatan seadanya dan setelah menetas menjadi tukik dilepas ke laut.
Ia mengatakan bahwa saat ini anggota kelompok juga meningkatkan patroli sebab penyu yang akan naik ke darat untuk bertelur masih tinggi jumlahnya.
"Kalau penduduk sekitar kawasan cagar alam sudah sadar tentang pentingnya pelestarian penyu, biasanya yang mencuri adalah orang luar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013