Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Tenaga pengajar Teknik Sipil Universitas Bengkulu sekaligus pengamat transportasi dan Kebijakan Publik Bengkulu, Hardiansyah ST MT, mengatakan pemarintah Bengkulu harus secepatnya menata transportasi umum di Kota Bengkulu.
"Kita harus segera melakukan perbaikan angkutan umum, jangan sampai kita telat, kalau telat dan sudah macet sperti di Jakarta maka akan susah untuk membenahinya," kata dia saat ditemui di gedung Rektorat Universitas Bengkulu.
Menurutnya, transportasi umum merupakan sektor penting yang harus secepatnya dibenahi karena transportasi umum memegang peranan penting untuk mengendalikan kemacetan dan kecelakaan di Kota Bengkulu.
"Macet dan kecelakaan di Kota Bengkulu disebabkan oleh banyaknya orang yang memakai kendaraan pribadi untuk semua keperluan sehari-hari, ini dikarenakan orang beranggapan kendaraaan pribadi seperti roda dua lebih efisien dibandingkan transportasi umum, sehingga hal ini membuat pengguna kendaraan pribadi melonjak," kata dia.
Meningkatnya warga memakai kendaraan pribadi menurutnya kendaraan publik seperti angkutan kota di Bengkulu sudah tidak lagi efisien untuk digunakan karena tidak lagi mementingkan ketepatan waktu dan kenyamanan pengguna.
"Bisa kita lihat sekarang ini 'load factor' dari angkutan kota hanya 0.4, jadi setiap keberangkatan hanya ada 3 sampai 4 penumpang dari 10 kursi yang tersedia, ini kan menandakan angkutan kota tidak lagi efisien, belum lagi masalah ketepatan waktu, kita tidak punya kepastian berangkat dan sampai jam berapa di tempat tujuan, kalau orang sini ngomongnya angkutan kota 'ngetemnya' lama. Dari segi kenyamanannya juga kurang," kata Hardiansyah menerangkan kondisi trasportasi publik di Kota Bengkulu saat ini.
Menurutnya, dengan keadaan transportasi umum seperti itu membuat masyarakat tidak lagi menyenangi untuk menggunakan transportasi umum dan kondisi ini diperparah dengan adanya program-program dari pihak produsen otomotif untuk mendapatkan unit kendaraan pribadi dengan mudah.
"Saat ini orang tua lebih bangga membelikan kendaraan pribadi seperti sepeda motor untuk anaknya dari pada mengajak anaknya untuk memakai kendaraan umum, apalagi sekarang dari produsen otomotif dengan 'down payment' (DP) yang murah dan disertai program yang memberikan potongan lebih meringankan pembayaran DP, maka untuk mendapatkan satu unit sepeda motor saat ini sangatlah mudah," kata dia.
Dengan keadaan transportasi umum yang tidak efisien serta meningkatnya jumlah pengguna kendaraan pribadi menurutnya, fenomena tersebut dapat menyebabkan tingkat pelanggaran lalu lintas serta kecelakaan semakin tinggi.
"Pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan menjadi tinggi karena yang memakai kendaraan pribadi seperti roda dua meningkat dan mereka banyak yang tidak paham tata tertib dan peraturan lalu lintas, apa lagi saat sekarang ini kita lihat yang banyak memakai kendaraan tersebut masih tergolong anak-anak, seperti pelajar," kata dia.
Masyarakat Kota Bengkulu semakin berkurang dan meninggalkan transportari umum, menurutnya dikarenakan ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan kendaraan transportasi yang layak.
"Daripada menyalahkan orang tua yang memberikan anak-anaknya motor untuk ke sekolah misalnya, saya lebih melihat sebenarnya ini masalah ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan transportasi umum yang nyaman, dan yang terpenting tepat waktu. Orang ingin berangkat kerja, ke sekolah, ke bandara dan lain sebagainya itu kan butuh tepat waktu sampai di tempat tujuan, jika tidak tepat waktu bisa ketinggalan pesawat," kata dia.
Menurutnya, pemerintah bisa membenahi hal tersebut dengan cara ditata ulang, misalnya dengan menyedikan kendaraan seperti "busway" untuk jalan protokol yang ada di Kota Bengkulu sebagai "pilot project" untuk daerah-daerah lainnya.
"Kita tidak membunuh mata pencaharian angkutan kota, tetapi kita buat seperti "busway" misalnya jalan dari Betungan sampai Sungai Hitam sebagai jalurnya, angkutan kota sebagai pengumpul dari daerah ke koridor-koridornya nanti serta juga beroperasi di jalan-jalan yang bukan jalan protokol," kata dia.
Ia menjelaskan, pemakaian "busway" untuk jalur protokol di Kota Bengkulu dapat meminimalisasi warga untuk memakai kendaraan pribadi, dengan adanya kendaraan seperti itu warga akan beralih ke transportasi umum karena telah ada transportasi umum yang nyaman dan tepat waktu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk model kendaraan, infrastruktur Kota Bengkulu telah bisa menampung kendaraan seperti mikro bus maupun mini bus.
Ketika ditanya lama waktu yang dibutuhkan untuk pembenahan, Hardiansyah mengatakan tidak butuh waktu lama jika dilakukan saat ini, sebelum terjadinya kesemrawutan yang lebih parah lagi, dia memperkirakan butuh waktu sekitar satu atau dua tahun untuk membenahinya.
Saat ini menurutnya, pemerintah baik provinsi maupun kota belum ada mengajak akademisi untuk kerjasama, membicarakan maupun untuk menata transportasi umum di Kota Bengkulu agar lebih baik.
"Kalau kerjasama belum ada dari pemerintah provinsi maupun kota, tetapi jika pemerintah ingin menata transportasi dan mengajak kita, maka kita siap untuk itu," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Kita harus segera melakukan perbaikan angkutan umum, jangan sampai kita telat, kalau telat dan sudah macet sperti di Jakarta maka akan susah untuk membenahinya," kata dia saat ditemui di gedung Rektorat Universitas Bengkulu.
Menurutnya, transportasi umum merupakan sektor penting yang harus secepatnya dibenahi karena transportasi umum memegang peranan penting untuk mengendalikan kemacetan dan kecelakaan di Kota Bengkulu.
"Macet dan kecelakaan di Kota Bengkulu disebabkan oleh banyaknya orang yang memakai kendaraan pribadi untuk semua keperluan sehari-hari, ini dikarenakan orang beranggapan kendaraaan pribadi seperti roda dua lebih efisien dibandingkan transportasi umum, sehingga hal ini membuat pengguna kendaraan pribadi melonjak," kata dia.
Meningkatnya warga memakai kendaraan pribadi menurutnya kendaraan publik seperti angkutan kota di Bengkulu sudah tidak lagi efisien untuk digunakan karena tidak lagi mementingkan ketepatan waktu dan kenyamanan pengguna.
"Bisa kita lihat sekarang ini 'load factor' dari angkutan kota hanya 0.4, jadi setiap keberangkatan hanya ada 3 sampai 4 penumpang dari 10 kursi yang tersedia, ini kan menandakan angkutan kota tidak lagi efisien, belum lagi masalah ketepatan waktu, kita tidak punya kepastian berangkat dan sampai jam berapa di tempat tujuan, kalau orang sini ngomongnya angkutan kota 'ngetemnya' lama. Dari segi kenyamanannya juga kurang," kata Hardiansyah menerangkan kondisi trasportasi publik di Kota Bengkulu saat ini.
Menurutnya, dengan keadaan transportasi umum seperti itu membuat masyarakat tidak lagi menyenangi untuk menggunakan transportasi umum dan kondisi ini diperparah dengan adanya program-program dari pihak produsen otomotif untuk mendapatkan unit kendaraan pribadi dengan mudah.
"Saat ini orang tua lebih bangga membelikan kendaraan pribadi seperti sepeda motor untuk anaknya dari pada mengajak anaknya untuk memakai kendaraan umum, apalagi sekarang dari produsen otomotif dengan 'down payment' (DP) yang murah dan disertai program yang memberikan potongan lebih meringankan pembayaran DP, maka untuk mendapatkan satu unit sepeda motor saat ini sangatlah mudah," kata dia.
Dengan keadaan transportasi umum yang tidak efisien serta meningkatnya jumlah pengguna kendaraan pribadi menurutnya, fenomena tersebut dapat menyebabkan tingkat pelanggaran lalu lintas serta kecelakaan semakin tinggi.
"Pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan menjadi tinggi karena yang memakai kendaraan pribadi seperti roda dua meningkat dan mereka banyak yang tidak paham tata tertib dan peraturan lalu lintas, apa lagi saat sekarang ini kita lihat yang banyak memakai kendaraan tersebut masih tergolong anak-anak, seperti pelajar," kata dia.
Masyarakat Kota Bengkulu semakin berkurang dan meninggalkan transportari umum, menurutnya dikarenakan ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan kendaraan transportasi yang layak.
"Daripada menyalahkan orang tua yang memberikan anak-anaknya motor untuk ke sekolah misalnya, saya lebih melihat sebenarnya ini masalah ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan transportasi umum yang nyaman, dan yang terpenting tepat waktu. Orang ingin berangkat kerja, ke sekolah, ke bandara dan lain sebagainya itu kan butuh tepat waktu sampai di tempat tujuan, jika tidak tepat waktu bisa ketinggalan pesawat," kata dia.
Menurutnya, pemerintah bisa membenahi hal tersebut dengan cara ditata ulang, misalnya dengan menyedikan kendaraan seperti "busway" untuk jalan protokol yang ada di Kota Bengkulu sebagai "pilot project" untuk daerah-daerah lainnya.
"Kita tidak membunuh mata pencaharian angkutan kota, tetapi kita buat seperti "busway" misalnya jalan dari Betungan sampai Sungai Hitam sebagai jalurnya, angkutan kota sebagai pengumpul dari daerah ke koridor-koridornya nanti serta juga beroperasi di jalan-jalan yang bukan jalan protokol," kata dia.
Ia menjelaskan, pemakaian "busway" untuk jalur protokol di Kota Bengkulu dapat meminimalisasi warga untuk memakai kendaraan pribadi, dengan adanya kendaraan seperti itu warga akan beralih ke transportasi umum karena telah ada transportasi umum yang nyaman dan tepat waktu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk model kendaraan, infrastruktur Kota Bengkulu telah bisa menampung kendaraan seperti mikro bus maupun mini bus.
Ketika ditanya lama waktu yang dibutuhkan untuk pembenahan, Hardiansyah mengatakan tidak butuh waktu lama jika dilakukan saat ini, sebelum terjadinya kesemrawutan yang lebih parah lagi, dia memperkirakan butuh waktu sekitar satu atau dua tahun untuk membenahinya.
Saat ini menurutnya, pemerintah baik provinsi maupun kota belum ada mengajak akademisi untuk kerjasama, membicarakan maupun untuk menata transportasi umum di Kota Bengkulu agar lebih baik.
"Kalau kerjasama belum ada dari pemerintah provinsi maupun kota, tetapi jika pemerintah ingin menata transportasi dan mengajak kita, maka kita siap untuk itu," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013