Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa banyak mengatasi masalah di sektor transportasi bersama dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
"Saya punya banyak kisah dengan Pak Budi Karya Sumadi. Bagaimana kami bersama-sama menyelesaikan, tadi saya cek angkanya biar benar, 253 pelabuhan didigitalkan seluruh Indonesia," kata Luhut saat memberi sambutan dalam peluncuran buku Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjudul "BKS dari Underdog Jadi Menteri", di Jakarta, Selasa malam.
Dia menyampaikan bahwa salah satu pencapaian penting yang mereka capai adalah digitalisasi 253 pelabuhan di seluruh Indonesia.
Baca juga: Luhut sebut Menteri PUPR Basuki sebagai "Bapak Jalan Tol Indonesia"
Hal itu dilakukan untuk menurunkan biaya operasional dan meningkatkan daya saing Indonesia dengan negara-negara lain seperti Singapura.
Kerja sama yang baik juga terlihat dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Meski awalnya banyak yang pesimis proyek ini bisa selesai, Budi Karya dan timnya berhasil menyelesaikan proyek tersebut dengan koordinasi yang solid.
"Kita juga menyelesaikan kereta cepat Jakarta- Bandung yang orang pesimis melihat itu. Tapi dengan team work yang bagus dengan Pak Budi Karya kita selesaikan juga. Semua team work yang bekerja," jelas Luhut.
Luhut menekankan pentingnya kerja tim dalam menghadapi tantangan-tantangan besar.
Baca juga: Luhut akui atasi sampah di Bali jadi tugas tersulit
Menurutnya bahwa tidak ada satu orang yang bisa menyelesaikan semua masalah sendirian, melainkan butuh kolaborasi dengan berbagai pihak.
Selain itu, mereka juga berhasil menyelesaikan masalah Flight Information Region (FIR), di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) dan Natuna yang kini resmi diatur sepenuhnya oleh Indonesia, usai sebelumnya dikendalikan oleh Singapura.
Dengan kerja keras, masalah ini bisa dirampungkan dalam waktu 1,5 tahun, meskipun sempat tertunda karena pandemi COVID-19.
"Dan saya juga banyak mengenai FIR, yang 63 tahun, kalau saya tidak keliru tidak selesai. Kami selesaikan dalam (waktu) 1,5 tahun. sebenarnya tertunda gara-gara COVID-19," ujar Luhut.
Ia menegaskan bahwa keberanian dalam mengambil keputusan menjadi salah satu kunci utama keberhasilan mereka dalam menyelesaikan berbagai masalah di sektor transportasi.
Baginya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika ada niat kuat untuk menyelesaikannya.
Baca juga: Luhut yakin kunjungan Paus dapat tingkatkan toleransi beragama
Pekerjaan besar lainnya yang dikerjakan oleh Budi Karya adalah Tol Laut. Proyek ini terus dievaluasi dan dikembangkan untuk memastikan keberlanjutannya dan dampak positifnya bagi masyarakat.
Luhut juga belajar bahwa peran Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sangat penting dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan.
Dengan audit yang tepat, mereka dapat mengetahui kekurangan dan memperbaiki kinerja di masa depan.
Setiap evaluasi yang dilakukan memberikan wawasan baru mengenai apa yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan di sektor transportasi. Dengan demikian, proyek-proyek yang dijalankan bisa lebih efektif dan efisien.
"Itu memang ada keberanian-keberanian membuat keputusan yang harus tuntas, karena saya punya prinsip kita cari jalan keluarnya. Tidak ada yang tidak bisa terselesaikan kalau niat kita untuk di situ," tegas Luhut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meluncurkan buku berjudul "BKS dari Underdog Jadi Menteri" menjelang berakhirnya masa jabatan di Kabinet Indonesia Maju.
Selain Luhut, peluncuran buku tersebut turut dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, hingga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan tamu undangan lainnya.