Anggota keluarga dari keturunan Syeih Burhanudin dan Syeih Bedan melakukan prosesi pengambilan tanah sebagai rangkaian Ritual Tabut di malam 1 Syuro sebagai penyambutan malam Tahun Baru Islam 1442 Hijriah.

Perayaan Tabut tahun ini digelar tanpa festival rakyat akibat pandemi COVID-19.

Koordinator kegiatan, Saiful Efendi mengatakan, upacara tradisional yang dilakukan turun temurun kali ini sedikit berbeda dibanding tahun sebelumnya. 

"Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, kita hanya melaksanakan ritualnya saja. Ini jadi suka cita kita mengambil tanah Tabut kembali dilakukan di TPU Karabela, makam Syeih Burhanuddin," kata Saiful, Rabu.

Saiful mengatakan, perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685. 
 
Ritual Tabut Bengkulu digelar tanpa festival rakyat. (Foto Antarabengkulu.com/Bisri M)

"Biasanya hanya ritual pembuangan atau pengembalian Tanah Tabut saja yang dilakukan di sini," kata Saiful.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Syeh Burhanuddin atau dikenal sebagai Imam Senggolo menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabut. 

"Kita sebagai pembuka sudah melakukan ritual acara meminta izin kepada Kepala Daerah Bengkulu, lalu setelah itu kita menggelar pengajian dan zikir di mushala dekat kompleks pemakaman Syeh Burhandudin, kemudian tahap terakhir dari keseluruhan rangkaian upacara Tabut disebut dengan Tabut Tebuang yang juga akan dilakukan disini," katanya. 

Berbeda dari sebelumnya, terlihat para keluarga Tabut melakukan ritual doa dengan sederhana dan terbatas dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19.

"Upacara ini tetap dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram nanti," katanya.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020