Harga jual aneka sayuran yang dihasilkan petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini mengalami penurunan hingga ke level terendah.

"Saat ini harga jual sayuran ditingkat petani terjun bebas, bahkan ada yang tidak laku dijual sehingga dibiarkan membusuk untuk jadi pupuk. Harga sayuran ini turun sejak sebulan ini," kata Efrijal alias Cay (38), petani sayuran di Desa Sumber Bening, Kecamatan Selupu Rejang, Minggu.

Dia menjelaskan, harga sayuran yang nilai jualnya rendah tersebut diantaranya sawi putih berkisar Rp200-300 per kg, kol bulan Rp300-400 per kg, tomat Rp1.000 per kg, daun bawang Rp1.400 per kg, brokoli Rp1.000 per kg, kol kembang Rp2.000 per kg.

Kemudian, terong ungu Rp1.000 per kg, terong bulat Rp2.500 per kg, wartel berkisar antara Rp800 hingga Rp1.000 per kg. sawi pahit Rp600-800 per kg, serta cabai rawit Rp13.000 per kg, cabai hijau Rp4.000-5.000 serta harga untuk cabai merah Rp8.000 hingga Rp10.000 per kg.

"Harga sayuran ini anjlok akibat dampak COVID-19 karena sayuran kami hanya laku di pasaran lokal saja, sedangkan permintaan dari luar terutama pasar induk Palembang dan Jambi sedikit sekali, karena disana sedang dilakukan PSBB sehingga banyak rumah makan yang tutup," terangnya.

Rendahnya harga jual aneka sayuran itu kata petani sayuran yang menyandang titel S2 tamatan perguruan tinggi negeri di Bengkulu ini, sangat memukul mereka karena harus bertahan hidup dengan usaha yang merugi di tengah pandemi COVID-19, apalagi harga pupuk non subsidi, pestisida dan fungsida juga mengalami kenaikan.

"Kami disini semuanya petani sayuran, kalau pun ada yang berusaha dibidang lainnya itu orangnya bisa dihitung. Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusinya, sehingga kami tidak semakin sulit dan terjepit dalam situasi penyebaran COVID-19 sekarang ini," terangnya.

Hal yang sama juga diutarakan, Marni (55), petani sayuran yang ada di Kelurahan Simpang Nangka, Kecamatan Selupu Rejang, dan berharap harga sayuran ini dapat kembali stabil sehingga bisa memberikan keuntungan bagi mereka.

"Petani yang ada disini kebanyakan lahannya menyewa, jadi kalau harga sayuran murah seperti ini nantinya kami tidak bisa lagi mengolah lahannya karena modalnya sudah habis, kami minta pemda membantu kami," kata Marni.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020