Perajin gula semut di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini mulai memanfaatkan kemajuan teknologi informasi guna memasarkan produk mereka melalui internet atau daring.

Ketua Kelompok Sari Aren Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Suparman di Rejang Lebong, Senin, mengatakan pada situasi pandemi COVID-19 saat ini memaksa mereka harus jeli memanfaatkan peluang usaha agar tetap bisa bertahan karena pendapatan penjualan secara langsung menurun drastis.

"Saat ini sudah banyak yang memasarkan produk kami ini melalui internet, mereka beli dengan kami dan mengemas ulangnya lagi namun tetap mencantumkan produsennya," kata dia.

Dijelaskan dia, keberadaan penjual ulang tersebut sangat membantu usaha mereka karena bisa membantu memasarkan produk yang dihasilkan oleh dirinya bersama dengan puluhan anggota kelompok tersebut secara luas.

"Umumnya mereka ini membeli gula semut jenis curah masih yang kami jual seharga Rp35.000 per kilogram dan gula semut jenis premium Rp45.000 per kilogram. Kemudian mereka mengemas ulang, namun harus mencantumkan nama usaha yang memproduksinya. Mereka cuma mengemas ulang saja dan harga jualnya tidak boleh terlalu mahal," terangnya.

Produk gula semut Sari Aren itu sendiri kata Suparman, saat ini bisa dibeli secara online di tokopedia, maupun shopee serta penjualan melalui media sosial lainnya.

Gula semut yang dihasilkan perajin gula aren di Desa Air Meles Atas itu sendiri per harinya bisa mencapai 3 ton, namun karena adanya pandemi COVID-19 turun menjadi 1,5 hingga 2 ton. Produk gula semut ini kebanyakan dikirim ke Kota Palembang, Jambi, Riau hingga ke Jakarta dan sebagian lagi ke Kota Bengkulu.

Sementara itu, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, M Yusup di tempat terpisah mengatakan, luasan perkebunan tanaman aren di daerah itu mencapai 1.083 hektare dengan produksi gula aren (gula batok) sepanjang 2019 lalu tercatat mencapai 511 ton.

Gula aren yang dihasilkan perajin di Rejang Lebong ini sebagian lagi dijadikan gula semut dan sebagian lagi dijual dalam bentuk gula batok dengan tujuan pemasaran daerah-daerah di Sumatera hingga ke Pulau Jawa.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020