Rejanglebong (Antara) - Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, telah berkembang sebagai sentra perkebunan aren dan penghasil gula aren terbesar di daerah itu.
Menurut Kepala Desa Air Meles Atas, Mahyono, Minggu, warganya sejak dulu mayoritas menjadi petani aren yang tanaman perkebunannya juga semakin berkembang.
Produk tanaman aren itu selain dijadikan gula aren atau gula batok, kemudian ijuknya juga dijadikan bahan pembuat sapu dan keset serta buah arennya dijadikan manisan kolang-kaling.
"Jumlah petani aren di Desa Air Meles Atas mencapai 596 orang, dengan produksi gula aren per hari antara 4,5 sampai lima ton. Tanaman aren di desa kami ini merupakan yang terluas dibandingkan desa lainnya," katanya ditemui di desanya.
Tanaman aren yang dikelola warga daerah itu, kata dia, selain ditanam khusus di kebun juga dibudidayakan di belakang rumah atau sebagai tanda batas kapling tanah masyarakat.
Tanaman aren yang setiap harinya disadap atau istilah petani setempat "diteres" umumnya dijadikan bahan baku untuk pembuatan gula batok. Per batang tanaman aren bisa menghasilkan dua tabung air nira atau setara tiga liter. Selanjutnya air nira ini dimasak guna dijadikan gula aren yang dicetak menggunakan batok kelapa.
Produksi gula batok di desa yang dipimpinnya, kata Mahyono sepenuhnya masih menggunakan cara-cara tradisional dan dilakukan di kebun maupun di rumah masing-masing perajin gula aren.
Produk gula aren masyarakat setempat selain dijual ke pedagang penampung di Kota Curup, juga ke pedagang pengumpul di desa setempat guna memenuhi permintaan pasar di Palembang, Kota Bengkulu serta provinsi lainnya.
Untuk harga jual gula batok, kata dia, saat ini satu kilogramnya dijual warga Rp14.000. Harga ini diperkirakan akan terus naik seiring mulai meningkatnya permintaan terutama mendekati bulan puasa dan hari raya Idul Fitri mendatang.
Sementara itu, menurut Suparman (50) pimpinan usaha gula semut aren herbal Sari Aren Desa Air Meles Kecamatan Selupu Rejang, dirinya setiap harinya mengolah gula aren dari petani setempat untuk dijadikan gula semut antara 1,5 hingga dua ton.
"Bahan baku untuk pembuatan gula semut di sini cukup banyak untuk kawasan Desa Air Meles Atas ini produksi gula batok atau gula aren yang dihasilkan perajin perharinya bisa mencapai empat hingga lima ton," ujarnya.
Gula semut aren itu sendiri saat ini tertuju ke Kota Palembang sebagai lokasi pemasaran utamanya, kata dia, berkhasiat untuk mengobati penyakit diabetes, maag, penambah stamina dan juga baik dikonsumsi oleh para olahragawan. Gula aren itu mengandung protein, mineral, kalsium, magnesium, kalium, dan galatosa. ***3***