Provinsi Bengkulu mendapat alokasi anggaran sebesar Rp33 miliar program Bantuan Presiden (Banpres) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pimpinan BNI Cabang Utama Bengkulu Yeska Friadi mengatakan, anggaran itu akan disalurkan kepada 13.808 UMKM di daerah itu yang terdampak pandemi COVID-19.

Melalui Banpres ini setiap pelaku UMKM yang telah terdaftar sebagai penerima manfaat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp2,4 juta.

"Untuk Bantuan Presiden ini ada 13.808 UMKM dan jika diuangkan ada sekitar Rp33 miliar itu yang akan masuk ke dalam perekonomian Bengkulu," kata Yeska di Bengkulu, Rabu.

Banpres UMKM ini dapat dicairkan setelah pelaku UMKM mendapat notifikasi atau pesan singkat (SMS) oleh bank penyalur.

Kemudian, pelaku UMKM diminta melakukan verifikasi ke bank penyalur agar dapat mencairkan bantuan tersebut.

Yeska menambahkan, tujuan pemberian Banpres ini agar pelaku UMKM dapat bertahan di masa pandemi COVID-19 ini, serta meningkatkan daya beli masyarakat sehingga roda ekonomi dapat terus berjalan.

"Kita harapkan dengan adanya Rp33 miliar uang yang masuk ke Bengkulu bisa membuat daya beli masyarakat naik, sehingga perekonomian bisa meningkat," ucapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah berharap penerima Banpres dapat menggunakan bantuan yang diberikan dengan bijak untuk meningkatkan usaha ataupun dapat membuat usaha baru di masa pandemi COVID-19.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu melambat sejak adanya pandemi COVID-19 dan sektor pariwisata serta UMKM dinilai menjadi sektor yang paling terdampak karena daya beli masyarakat menurun.

"Uangnya tidak seberapa jadi harus pandai-pandai memanfaatkan dan jangan sampai pulang langsung beli HP baru, ini yang tidak boleh, jadi pergunakan dalam kondisi krisis ini untuk keperluan yang produktif," demikian Dedy.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020