Tanjung Redeb (Antara Bengkulu) - Harga bawang merah di Pasar Tradisional Sanggam Adji Dilayas (SAD) Kabupaten Berau Kalimantan Timur kembali merangkak naik menjadi Rp60 ribu per kilogram sejak sepekan terakhir.

"Sebelumnya sempat turun dari Rp70 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram. Tetapi sekarang naik lagi. Sedangkan harga bawang putih  sebelumnya Rp40 ribu per kilogram, kini juga ikut naik menjadi Rp50 per kilogram," kata Lely, pedagang sembako di Pasar SAD, Tanjung Redeb, Berau, Kamis (18/4).

Kembali naiknya harga bawang merah dan bawang putih itu, katanya, karena pasokan kurang lancar.

Kenaikan harga bawang merah dan bawang bawang putih sudah berlangsung sekitar sepekan terakhir.

Amin, pedagang lainnya, mengatakan biasanya dia menjual bawang putih biasanya sekitar Rp30 ribu per kilogram, kemudian dijual Rp42 ribu per kilogram, dan kini antara Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram.

"Terpaksa kami naikkan lagi, karena kita mengikuti harga beli. Kalau dari sananya murah, ya kami jual murah," ungkapnya.  

Seorang pedagang bawang merah dan putih di tradisional terbesar di Kaltim ini, Rahmad, menyebutkan, kembali naiknya harga bawang merah karena pasokkan bawang dari sejumlah daerah tidak masuk ke pasaran.

Selain itu, kata dia, panen bawang merah di tingkat petani di pulau Jawa sebagian gagal panen, lantaran musim hujan menguyur di daerah basis petani bawang. Sehingga, tida sedikit petani bawang mengaku rugi.

Inilah di antaranya penyebab harga bawang naik kembali," jelasnya.

Dia menyebutkan, tidak dapat memastikan kapan turunnya harga bawang merah dan bawang putih ini tersebut, karena pasokan yang masih sulit didapatkan.

Pedagang lainnya, Lastri, mengatakan, bahwa sekarang pedagang tidak banyak menjual bawang merah akibat sulit mendapatkannya.

"Kami berharap pemerintah kembali menormalkan harga bawang sebab kami kasian juga dengan konsumen, karena banyak konsumen yang mengaluh. Jadi posisi kami sebagai pedagang ini serba salah," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Fatimah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Tanjung Redeb, dia berharap agar pemerintah dapat menurunkan harga bawang hingga kembali normal.

"Terlebih lagi pengusaha rumah makan atau warung, yang setiap harinya menghabiskan bawang 1 kilo hingga 2 kilogram untuk memasak.

Pasti pengelola rumah makan ikut bingung menyiasatinya. Karena kalau dikurangi bumbunya, rasanya pasti beda," ujarnya.

Pewarta: Oleh Helda Mildiana

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013