Ambon, (Antara Bengkulu) - Gempa tektonik berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Sabtu pukul 13.51 WIT, mengakibatkan warga berlarian keluar rumah maupun perkantoran.
Sumber Antara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa pusat gempa di 6.40 Lintang Selatan dan 130.40 Bujur Timur dengan kedalaman 120 kilometer di bawah laut.
Gempa berpusat di 171 km barat laut Kabupaten yang secara geografis berbatasan dengan Timor Leste.
Belum ada laporan kemungkinan adanya korban akibat guncangan gempa tersebut.
Ketua KNPI Maluku Tenggara Barat Tonny Luturmas mengakui bahwa guncangan gempa terasa relatif cukup kuat sehingga pegawai negeri berlarian keluar perkantoran.
"Saya pantau jajaran Pemkab Maluku Tenggara Barat sedang rapat sehingga saat guncangan gempa, pegawai negeri berlarian keluar," katanya.
Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia yang masuk ke bawah lempeng Eurasia bertemu dengan Lempeng Pasifik mengakibatkan patahan yang tidak beraturan. *
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Sumber Antara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa pusat gempa di 6.40 Lintang Selatan dan 130.40 Bujur Timur dengan kedalaman 120 kilometer di bawah laut.
Gempa berpusat di 171 km barat laut Kabupaten yang secara geografis berbatasan dengan Timor Leste.
Belum ada laporan kemungkinan adanya korban akibat guncangan gempa tersebut.
Ketua KNPI Maluku Tenggara Barat Tonny Luturmas mengakui bahwa guncangan gempa terasa relatif cukup kuat sehingga pegawai negeri berlarian keluar perkantoran.
"Saya pantau jajaran Pemkab Maluku Tenggara Barat sedang rapat sehingga saat guncangan gempa, pegawai negeri berlarian keluar," katanya.
Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia yang masuk ke bawah lempeng Eurasia bertemu dengan Lempeng Pasifik mengakibatkan patahan yang tidak beraturan. *
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013