Bengkulu (Antara Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu membina kelompok penangkaran telur penyu di hutan cagar alam Air Hitam, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, untuk melestarikan satwa dilindungi tersebut.

"Saat ini ada sekitar 1.200 butir telur penyu langka berbagai jenis termasuk penyu sisik dan penyu belimbing yang siap ditetaskan," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujatmiko, Rabu.

Ia mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melepas anak penyu (tukik) sebanyak 510 ekor ke habitat penyu di Mukomuko dan sebagian akan dilepas di kawasan Pantai Panjang, Kota Bengkulu.

Anak penyu dari Bengkulu sangat potensial dikirim ke daerah yang membutuhkannya seperti di Bali dan habitat penyu langka lainnya di tanah air.

Dalam ribuan butir telur penyu yang akan ditetaskan itu diperkirakan ada telur penyu paling langka yaitu jenis penyu belimbing karena beberapa tahun lalu pernah ditetaskan penyu belimbing tersebut, ujarnya.

Informasi dari salah seorang penangkar penyu, Tomi, beberapa tahun lalu pernah seekor penyu belimbing mendarat di pantai Desa Retak Mudik, cagar alam pantai Air Hitam dan bertelur.

Pada tubuh penyu berukuran besar (raksasa) itu  tertulis nama negara yaitu Thailand.

Lokasi penyu itu bertelur sekitar 20 meter dari garis pantai dan berada dalam kawasan hutan konservasi laut setempat yang jumlahnya mencapai ratusan butir.

Penyu raksasa itu diketahui berasal dari Thailand karena di bagian kulitnya terdapat tulisan Thailand yang awalnya ditemukan salah seorang warga yang sudah ditunjuk mengawasi penyu lokal yang acap kali bertelur di sekitar itu.

Kedatangan penyu asing itu diketahui sore hari, namun begitu sampai di daratan masih mencari-cari lokasi untuk bertelur, melalui pengintai jarak jauh hewan langka itu baru bertelur pada malam hari di satu tempat tersembunyi.

Lokasi itu kemudian langsung diamankan dari gangguan binatang buas dan manusia.

Kawasan hutan konservasi laut yang luasnya sekitar 100 ha itu kemudian diusulkan menjadi kawasan konservasi untuk habitat dan pelestarian penyu di Bengkulu.

Sebelumnya di kawasan hutan pantai itu setiap tahun secara rutin banyak ditemui tempat penyu bertelur namun telurnya selalu diambil warga untuk dijual ke pedagang daerah itu, karena harganya cukup mahal.

Harga telur penyu pada tingkat pedagang setempat mencapai Rp2.500/butir, bila satu orang menemukan rata-rata lima tempat yang jumlahnya mencapai di atas 600 butir, maka tempat itu bisa dijadikan lahan usaha rutin.

Sejak Bupati Muko Muko Ichwan Yunus menetapkan kawasan hutan konservasi laut di Desa Retak Mudik itu lokasi penangkaran penyu beberapa tahun lalu, maka masyarakat dilarang untuk merambah dan keluar masuk di kawasan tersebut.

Pemda sudah membentuk petugas khusus yakni kelompok penyayang  penyu yang secara rutin bertugas mengawasi kawasan pantai, agar penyu bisa bertelur dengan tenang serta bisa berkembang biak, ujarnya.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013