Mukomuko (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta pihak BKSDA mempercepat relokasi buaya yang memangsa warga untuk menghindari konflik dengan warga di wilayah itu.
"Kami minta pihak BKSDA secepatnya melakukan tindakan atau penanganan buaya yang ada di Sungai Selagan untuk direlokasikan dari sungai tersebut," kata Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko Ahmad Hidayat Syah di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan hal itu setelah seorang warga Desa Tanah Harapan dilaporkan meninggal dunia karena diserang buaya muara saat mencari ikan lokan di Sungai Selagan pada Senin siang (15/4).
Korban bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan.
Menurutnya, satwa berjenis reptil di Sungai Selagan itu sudah tidak bisa hidup berdampingan lagi dengan warga sekitar karena sudah dua jiwa warga yang tewas menjadi korban akibat keganasan buaya yang ada di sana.
Ia mengatakan Sungai Selagan tersebut merupakan tempat mata pencaharian warga di wilayah itu sejak puluhan tahun. Selama itu warga mencari lokan tetapi tidak pernah diganggu oleh buaya.
Untuk itu, pihak-pihak terkait diminta merelokasi buaya ke tempat yang lain yang tidak mengganggu aktivitas warga dalam berusaha.
"Kami juga heran kemunculan buaya-buaya itu sering terlihat oleh warga sekitar, kami yakin Sungai Selagan itu bukan habitat buaya, tetapi dari luar sungai tersebut," ujarnya pula.
Sementara itu, katanya, pada bulan Februari 2022 korban bernama Sabri (65), warga Desa Tanah Rekah, Kabupaten Mukomuko juga meninggal dunia karena dimangsa buaya di Sungai Selagan di wilayah ini.
Korban yang bekerja sebagai pencari lokan atau kerang ini sempat menghilang selama satu jam di sungai tersebut kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.*