Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sejumlah seniman Bengkulu membacakan puisi-puisi Chairil Anwar dalam acara bertajuk "Tribut untuk Chairil Anwar", mengenang wafatnya penyair legendaris nusantara itu pada 28 April 1949.

Ketua panitia Edi Ahmad dari komunitas budaya "kedai proses" mengatakan kegiatan yang melibatkan para pelajar dan komunitas teater di Kota Bengkulu itu untuk mengenang dan menghormati penyair kelahiran Medan, Sumatra Utara pada 26 Juli 1922 itu.

"Chairil adalah penyair legendaris dengan karya-karyanya yang fenomenal, kegiatan ini seperti `ziarah`," katanya di Bengkulu, Minggu.

Sejumlah penyair Bengkulu yang memberikan testimoni dan membacakan puisi "Si Binatang Jalang" yakni Khoirul Muslim yang juga dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Bengkulu.

"Secara pribadi saya sangat mengagumi sosok beliau, dengan kondisi ketidakmapanan mampu menghasilkan karya-karya hebat. Ia meninggal pada usia 26 tahun dan karya-karyanya tetap membuat ia dikenal dan dikenang," katanya.

Setelah menyampaikan testimoninya, Muslim membacakan tiga puisi Chairil yakni "yang terhempas dan yang putus", "Senja di pelabuhan kecil", dan "Doa".

Sastrawan Bengkulu lainnya, Herman Suryadi sebelum membacakan tiga puisi Chairil, mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan rumah budaya "kedai proses" tersebut.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang mengembalikan nafas puisi di Bengkulu, semoga dengan kegiatan ini, penyair-penyair Bengkulu semakin termotivasi," katanya.

Acara yang didahului dengan pemutaran film pendek berdurasi 30 menit berjudul "Anak Kolong Kapal" karya siswa-siswi SMKN 3 Bengkulu juga dihadiri anggota DPD asal Provinsi Bengkulu Eni Khairani yang membacakan puisi.

Pementasan dramatisasi puisi Chairil Anwar dipersembahkan Teater Mahkota Dewa dari SMP Negeri 5 Kota Bengkulu.

Kemudian, bergantian musikalisasi puisi, pembacaan puisi, musik puisi, dan eksplorasi puisi Chairil Anwar dalam bentuk sajian kesenian lainnya.

Kelompok dan lembaga seni yang tampil yakni Teater Andung, Teater Petak Rumbia, Teater Jengkal, Gerombolan Ndak Kemane, Komunitas Seni Fisi Unib, UKM Muhammadiyah, UKM Dehasen, serta Komunitas Tunas Rupa Nusantara.

Deretan penyair yang turut membacakan puisi Chairil yakni Cici Mulia Sari, Liona Aprisof, Zaska, Rizadian Adha, Game Bell, Edi Ahmad, Swend Dewa, Pablo Matao, Jaya, Grace Ratna, Dian Gustina, Rekho, Eko Petra, Budi, dan Dika.

Chairil Anwar dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang", dari karyanya yang berjudul "Aku", adalah penyair terkemuka Indonesia.

Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan `45 sekaligus puisi modern Indonesia. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013