Rengat (Antara Bengkulu) - Sejumlah hasil pertanian warga Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau seperti buah pinang  berpotensi jadi komoditi ekspor, namun belum adanya industri menampung menjadikan produk itu dijual ke tengkulak.

"Puluhan ton hasil panan pinang perbulannya hanya dijual dalam bentuk mentah ke tengkulak, selanjutnya dibawa ke daerah lain untuk diolah," ujar Wandi (45) seorang petani pinang di Rengat, Minggu.

Dikatakannya, selama ini masyarakat banyak yang menanam pohon pinang di areal kebunnya, baik itu dikelola di areal kebun khusus dan ada juga hanya sambilan untuk pembatas lahan.

Setelah beberapa tahun umur tanam, ternyata menghasilkan pinang berkualitas. Tak heran agen pinang dari luar daerah tertarik membeli pinang Indragiri Hulu.

Setelah dikumpul dan dijemur kering, pengumpul menjual ke agen yang datang dari Pekanbaru dan Medan yang membeli hasil tersebut dengan harga relatif rendah.

"Petani yang bersusah payah menanam dan memanen, tengkulak dan pedagang pengumpul yang menikmati hasil," ujarnya.

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hulu Suseno Adji mengatakan tanaman pinang adalan tanaman unggulan daerah.

Pihaknya mulai 2012 hingga 2014 memrogramkan penanaman pohon ini ditengah masyarakat, terutama diareal lahan produktif.

"Tanaman ini bukan saja dapat membantu perekonomian warga tetapi juga dapat menahan erosi, membantu reboisasi sehingga memiliki nilai multifungsi," sebutnya.

Namun pihaknya berusaha bagaimana memberikan pemahaman kepada setiap warga agar tanaman ini bisa dibudidayakan dengan baik.

Ia juga mengimbau agar pengusaha setempat mendirikan usaha mengolah pinang menjadi produk setengah jadi atau produk jadi agar bisa meningkatkan nilai tambah dari pinang itu sendiri.

"Kalau ada industri akan menyerap banyak tenaga kerja begitu juga daerah mendapatkan pemasukan untuk mengisi pendapatan asli daerah," ujarnya. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013