Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengalokasikan dana sekitar Rp400 juta pada 2024 untuk memperbaiki kolam di Balai Benih Ikan (BBI) daerah yang bocor guna meningkatkan produksi ikan air tawar.
"Ada lima kolam ikan di BBI yang diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp400 juta yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2024," kata
Kabid Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Fitra Juliatmi saat dihubungi dari Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan, instansinya tahun ini selain memperbaiki lima kolam di BBI yang bocor serta menambah satu kolam baru dengan anggaran sebesar Rp130 juta.
Pelaksana pekerjaan perbaikan lima kolam dan penambahan satu kolam baru di BBI dilakukan oleh penyedia barang dan jasa pemerintah.
"Dalam kontrak kerja perbaikan lima kolam di BBI yang bocor paling lama bulan November 2024," ujarnya.
Saat ini instansi belum melakukan pengecekan untuk memastikan sejauh mana progres pekerjaan perbaikan lima kolam BBI yang bocor di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang.
Sebanyak 19 kolam BBI di Kecamatan Lubuk Pinang, sebanyak 11 kolam di antaranya masih aktif sementara sisanya nonaktif karena bocor dan bagian dinding kolam mengalami kerusakan.
Adapun kolam BBI yang rusak belum dapat diperbaiki seluruhnya, upaya perbaikan akan dilakukan sesuai dengan kecukupan anggaran.
"Kalau bisa semuanya terakomodir di DAK tematik tahun 2024. Tetapi kalau melihat kondisi kerusakan kolam sepertinya tidak ter-cover semuanya," ujarnya.
Meskipun kolam BBI yang aktif sebanyak 11 kolam ikan, ia mengatakan, aktivitas pembibitan dan pembesaran ikan di BBI tetap berjalan seperti biasa.
Selain itu meskipun musim kemarau, pihaknya melakukan irigasi menggunakan sumur bor dengan mesin penggerak dan penyedot sehingga produksi ikan tetap berlangsung.
Namun demikian, Fitra mengatakan, air dari sumur bor memiliki keterbatasan jika dibanding air irigasi.
"Karena kini pengeringan irigasi, terkendala kita aktivitas terbatas mulai pembenihan dan pembesaran ikan," demikian Fitra.
"Karena kini pengeringan irigasi, terkendala kita aktivitas terbatas mulai pembenihan dan pembesaran ikan," demikian Fitra.