Jambi (ANTARA Bengkulu) - Dua pewarta tulis dan seorang pewarta foto Kantor Berita ANTARA mendapat penghargaan pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke 27 di Jambi, Rabu.

Pertama adalah Muhammad Agung Rajasa, yang mendapat penghargaan tertinggi Persatuan Wartawan Indonesia, yakni Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2011, untuk kategori jurnalistik foto. Foto jurnalistik karya Muhammad Agung berjudul Razia PMKS, yang dimuat pada 12 September 2011.

Dalam foto itu, seorang anak yang terjaring razia duduk meringkuh dan menyudut di dalam mobil tahanan, dan dari pintu mobil terlihat tangan seseorang mengeluarkan sebungkus roti.

Dewan juri Anugerah Adinegoro 2011 kategori jurnalistik foto terdiri atas Firman Ichsan (fotografer, Ketua Dewan Kesenian Jakarta/IKJ), Oscar Motuloh (Kurator Galeri Foto Jurnalistik ANTARA/GFJA) dan Enny Nuraheni (fotografer senior Kantor Berita Reuters), dalam sidang di Jakarta, Selasa (24/1), menetapkan karya tersebut sebagai pemenang, menyisihkan 144 karya foto lain.

Kedua adalah Nurul Fahmy, dari Kantor Berita ANTARA Biro Jambi, yang memenangi perlombaan karya tulis jurnalistik dengan tema Karet Untuk Rakyat. Lomba karya tulis jurnalistik ini diselenggarakan PWI Cabang Jambi, sebagai rangkaian peringatan HPN ke 27 pada 2012.

Ketiga adalah Masuki M Astro, yang memenangi Penghargaan Khusus HPN dengan kategori jurnalistik siber atau online. Judul karya jurnalistiknya adalah Indonesia Dalam Made Rai dan Ra'i yang dimuat di wwww.antarajatim.com pada 30 September 2011.

PWI juga memberikan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2011 untuk kategori lain. Kategori Tajuk/Editorial diberikan kepada Harian Suara Pembaruan dengan judul tajuk Parpol sumber korupsi, yang dimuat pada 29 November 2011. Kategori karikatur diberikan kepada Jitet Kustana yang dimuat di harian Kompas pada 25 Mei 2011 dengan judul Asing.

Terakhir penerima Anugerah Adinegoro 2011 adalah kategori jurnalistik televisi yang dimenangi tim Kompas TV, dengan judul karya Menggarami Lautan Garam. Karya ini disiarkan pada 8 Desember 2011.

Menurut Ketua Umum PWI Margiono, para pemangku kepentingan HPN 2012 juga menyampaikan penghargaan berupa Medali Emas Kemerdekaan Pers Anugerah kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.

"Selama ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memiliki komitmen membela kemerdekaan pers dari sisi pengembangan sumber daya manusia, melalui sekolah jurnalistik indonesia (SJI) dan menegaskan karya jurnalistik bukanlah obyek dari penerapan undang-undang informasi dan transaksi elektronik (ITE)," jelasnya.

Komunitas HPN 2012 juga sepakat memberikan anugerah Medali Emas Spirit Jurnalistik kepada Atmakusumah Astraatmadja selaku tokoh pejuang kebebasan berekspresi, kemerdekaan dan pendidikan/pelatihan pers.

Bahkan kalangan muda wartawan muda Indonesia menjulukinya sebagai Mbah Kode Etik Jurnalistik karena reputasi dan kebersahajaannya dalam menegakkan prinsip berjurnalisme.

Selain itu, komunitas HPN 2012 sepakat memberikan penghargaan anugerah medali emas persaudaraan pers kepada Nihon Shinbun Kyokai (NSK) atau asosiasi organisasi profesi dan perusahaan pers Jepang yang selama ini berkontribusi besar dalam menjalin kerjasama dan peningkatan wawasan bagi pers Indonesia.

"NSK selama sepuluh tahun memberikan kesempatan kepada wartawan Indonesia untuk meningkatkan wawasan, peliputan maupun manajemen pers di Jepang," tambahnya. (KR-YJ/Ade Marboen)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012