Bengkulu (Antara Bengkulu) - Bupati Mukomuko H Ichwan Yunus mengimbau masyarakat setempat untuk tidak mengkonsumsi maupun memperjualbelikan telur penyu, karena keberadaan satwa itu semakin langka.

"Untuk mempertahankan populasi penyu yang ada di sepanjang pantai barat Bengkulu, pihaknya kerja sama dengan yayasan Société Internationale de Plantations et de Finance (SIPEF) Indonesia, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melakukan penangkaran penyu," kata Ichwan Yunus di Bengkulu, Rabu.

Ia akan menindak tegas siapa pun yang memperjualbelikan telur penyu di pasaran untuk dikonsumsi, karena satwa langka tersebut termasuk yang dilestarikan di daerah itu.

Menurut dia, apabila setiap penyu bertelur dijual dan dikonsumsi, maka akan habis, dan tidak bisa mendukung program penetasan penyu di Air Hitam, daerah setempat.

Di Kabupaten Mukomuko saat ini ada dua lokasi penetasan telur penyu, yaitu di Retak Ilir, dan "base camp" badak sumatera milik BKSDA.

"Sejak 2010 hingga saat ini sudah ribuan anak penyu (tukik) dihasilkan dari penangkaran tersebut," katanya.

Anak penyu itu dilepasliarkan lagi ke laut supaya bisa berkembang, seperti yang dilakukan pada Senin (29/4) lalu di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Air Hitam.

Kawasan hutan pantai yang dijadikan habitat bertelur penyu seluas 2.200 hektare, dengan panjang pantai sekitar 3.000 meter. "Yang dikembangkan lima spesies penyu langka," ujarnya.

Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sijianto menjelaskan ke lima jenis penyu langka itu adalah jenis penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, penyu lengkang, dan penyu tempayan.

Selama 2010/2011 berhasil ditetaskan 1.508 anak penyu (tukik). Pada 2011/2012 ditetaskan 1.267 tukik, dan pada 2013 sebanyak 530 tukik. Sebanyak 1.500 butir telur penyu sedang ditetaskan.

Anak penyu Bengkulu tersebut nantinya akan dilepasliarkan di sepanjang pantai barat Sumatera, karena habitatnya di kawasan itu cukup banyak.

"Di Bengkulu, selama ini sudah dilepasliarkan ribuan anak penyu," katanya.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013