Jakarta (Antara Bengkulu) - Kementerian Kehutanan menyebutkan baru lima perusahaan yang mengantongi izin restorasi ekosistem dari 40 unit perusahaan yang mengajuan perizinan usaha kehutanan tersebut.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, Selasa, mengatakan untuk memperoleh izin restorasi tidak mudah, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

"Kami harus hati-hati dalam memberikan ijin karena tujuannya adalah untuk mengembalikan keragaman hayati," katanya.

Menhut menyatakan, salah satu perusahaan yang memperoleh izin restorasi ekosistem dari pemerintah yakni Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) di areal hutan lindung rawa gambut di Semenanjung Kampar, Riau.

Menurut Zulkifli, APRIL yang merupakan induk usaha dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan perusahaan ke lima yang memperoleh izin restorasi ekosistem karena dinilai memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Izin restorasi ekosistem ini diberikan lewat anak usaha APRIL yakni, PT Gemilang Cipta Nusantara (CGN), selain  itu beberapa perusahaan yang juga sudah mendapatkan izin restorasi ekosistem diantaranya adalah PT Restorasi Ekosistem Indonesia di Jambi dan Sumatera Selatan, dan PT Rehabilitasi Habitat Orang Utan Indonesia di Kalimantan Timur.

Zulkifli menambahkan, restorasi ekosistem adalah salah satu model bisnis kehutanan baru di masa depan.

Restorasi ekosistem dilakukan dengan memberikan satu konsesi satu kawasan hutan terdegradasi kepada investor yang akan menanami dengan tanaman asli lokal.

"Investor akan mengambil keuntungan dari hasil hutan bukan kayu seperti air, madu dan ekowisata," katanya.

Bahkan, dalam mekanisme perdagangan karbon, sertifikat penyerapan karbon bisa diperdagangkan sementara itu, pemegang izin usaha dilarang memanfaatkan pohon atau bagian dari pohon yang berada di dalam kawasan yang sedang direstorasi.

"Investasi ini adalah investasi jangka panjang oleh karena itu  kriterianya pun tidak mudah karena perusahaan harus memiliki modal. Dan infrastruktur. Masa izin restorasi ekosistem adalah 60 tahun, " katanya.

Sementara itu, APRIL akan menggulirkan dana investasi sebesar 7 juta dolar AS untuk mengelola areal restorasi ekosistem yang mana dana itu akan digulirkan selama tiga tahun pertama sejak 2013 hingga 2015

General Manager Restorasi Ekosistem Riau (RER) Anthony Greer menyatakan, nantinya GCN akan menjadi bagian dari program RER yang akan memulihkan dan melindungi 20.265 hektare hutan gambut sebagai hutan lindung dari luas areal hutan gambut di semenanjung Kampar sebesar 671.000 hektare.

"Kami akan melibatkan masyarakat lokal untuk melakukan restorasi dan melindungi area konservasi," katanya.

RER, tambahnya, akan akan melakukan berbagai kegiatan untuk perlindungan hutan gambut melalui rencana empat tahapan yang meliputi Melindungi, Mengkaji, Merestorasi dan Mengelola keanegaraman hayati hutan, tanah, tumbuhan dan satwa. (ANTARA)

Pewarta: Oleh Subagyo

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013