Bengkulu (Antara Bengkulu) - Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Bengkulu Yunan Danim MPd Menyatakan bahwa pemotongan gaji ke-13 yang akan digunakan untuk pembangunan gedung guru bukan sebuah paksaan.

"Kalau ada guru yang tidak mau dipotong gajinya ya tidak apa-apa dan nantinya tidak akan kita potong, jadi itu bukan kami paksakan," katanya di Kota Bengkulu, Jumat.

Pemotongan gaji ke-13 sebesar Rp150 ribu tiap guru menurut dia akan dipergunakan untuk membangun gedung guru yang akan bertempat di Kota Bengkulu.

Untuk guru-guru yang merasa keberatan gaji 13 dipotong oleh PGRI, maka menurut dia dapat menulis surat keberatan yang nantinya akan menjadi bahan rekomendasi.

"Surat itu bukan untuk menandai, mengancam atau semacamnya, tetapi dipergunakan agar nantinya dengan surat tersebut kami bisa tahu sehingga gaji mereka yang keberatan tidak terpotong," kata dia.

Dia membenarkan bahwa memang ada sebagian guru yang keberatan terhadap rencana PGRI yang akan memotong gaji ke-13 sebagai pembiayaan pembangunan gedung guru.

"Memang ada sebagian yang keberatan, dan menurut saya keberatan mereka karena ada yang belum tahu kejadian yang sebenarnya, dan sebenarnya hal ini kalau saya memandang bukanlah sebuah permasalahan yang harus dibesar-besarkan," katanya.

Dengan ikut berpartisipasi dalam pembangunan gedung guru, menurut dia hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab dan dedikasi para guru untuk memajukan persatuan.

Pembangunan gedung menurut Yunan akan di realisasikan setelah mendapatkan kejelasan lahan yang dinilai cocok dan strategis.

"Kami inginnya di tengah-tengah kota, tetapi sepertinya sudah tidak ada lagi, sekarang ada tawaran di pinggir pantai sama di Bentiring, setelah pasti nanti baru kami mulai perencanaan pembangunan," kata dia. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013