Petugas pemadam kebakaran Australia sedang memerangi kebakaran hutan besar-besaran di Pulau Fraser Australia yang memaksa wisatawan untuk meninggalkan pulau di lepas pantai timur laut itu.
Pulau Fraser, yang merupakan pulau pasir terbesar di dunia, telah dilanda kebakaran selama enam pekan.
Kebakaran telah menghanguskan lebih dari 76.000 hektar lahan, atau hampir setengah dari pulau itu, yang terdaftar sebagai warisan dunia karena hutan hujan tropis dan bukit pasirnya.
"Kondisi tetap tidak dapat diprediksi dan dapat berubah dengan cepat," kata layanan darurat negara bagian Queensland dalam sebuah pernyataan, yang juga menyebutkan bahwa para tamu dan staf di salah satu resor terbesar di pulau itu harus bersiap untuk pergi kapan saja.
Media Australia melaporkan bahwa beberapa tamu pada Selasa diangkut keluar pulau Fraser, yang juga dikenal dengan nama aslinya K'gari, ketika kondisi cuaca memburuk.
Lebih dari satu juta liter air dan gel tahan api telah dijatuhkan di atas api di titik kebakaran sejak Sabtu, kata departemen pemadam kebakaran negara bagian Queensland.
"Saya pikir ini membuat frustrasi semua orang, fakta bahwa api unggun telah menjadi penyebab semua kebakaran ini. Dengan dampak yang besar ini, api itu dimulai di bagian yang sangat-sangat terpencil dari pulau (Fraser), dan sangat sulit untuk diakses," kata Wakil Komisaris Layanan Darurat dan Kebakaran Queensland, Mike Wassing, kepada Nine News.
Australia sedang menghadapi gelombang panas besar, yang telah berlangsung di seluruh daerah pedalaman negara itu selama sepekan terakhir, dan sekarang gelombang panas itu bergeser ke timur laut.
Padahal kondisi lembab sepanjang tahun secara umum membatasi ancaman kebakaran yang melanda Australia selama musim kebakaran lalu.
Kebakaran lahan pada musim panas lalu menghanguskan lebih dari 11 juta hektar semak belukar, menewaskan 33 orang dan miliaran hewan asli Australia. Bencana kebakaran itu disebut oleh Perdana Menteri Scott Morrison sebagai "musim panas hitam" Australia.
Biro Meteorologi Australia pada Rabu memperkirakan kondisi gelombang panas yang hebat di daerah pedalaman negara bagian Queensland dengan suhu diperkirakan jauh di atas 40 derajat Celcius, tetapi angin laut akan membuat cuaca tetap dingin di dekat pantai.
Larangan total untuk membuat api unggun telah diberlakukan di beberapa bagian wilayah timur laut yang sedang mengalami gelombang panas besar pertama musim kebakaran hutan Australia, yang biasanya berlangsung dari akhir musim semi di bagian selatan hingga musim panas.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Pulau Fraser, yang merupakan pulau pasir terbesar di dunia, telah dilanda kebakaran selama enam pekan.
Kebakaran telah menghanguskan lebih dari 76.000 hektar lahan, atau hampir setengah dari pulau itu, yang terdaftar sebagai warisan dunia karena hutan hujan tropis dan bukit pasirnya.
"Kondisi tetap tidak dapat diprediksi dan dapat berubah dengan cepat," kata layanan darurat negara bagian Queensland dalam sebuah pernyataan, yang juga menyebutkan bahwa para tamu dan staf di salah satu resor terbesar di pulau itu harus bersiap untuk pergi kapan saja.
Media Australia melaporkan bahwa beberapa tamu pada Selasa diangkut keluar pulau Fraser, yang juga dikenal dengan nama aslinya K'gari, ketika kondisi cuaca memburuk.
Lebih dari satu juta liter air dan gel tahan api telah dijatuhkan di atas api di titik kebakaran sejak Sabtu, kata departemen pemadam kebakaran negara bagian Queensland.
"Saya pikir ini membuat frustrasi semua orang, fakta bahwa api unggun telah menjadi penyebab semua kebakaran ini. Dengan dampak yang besar ini, api itu dimulai di bagian yang sangat-sangat terpencil dari pulau (Fraser), dan sangat sulit untuk diakses," kata Wakil Komisaris Layanan Darurat dan Kebakaran Queensland, Mike Wassing, kepada Nine News.
Australia sedang menghadapi gelombang panas besar, yang telah berlangsung di seluruh daerah pedalaman negara itu selama sepekan terakhir, dan sekarang gelombang panas itu bergeser ke timur laut.
Padahal kondisi lembab sepanjang tahun secara umum membatasi ancaman kebakaran yang melanda Australia selama musim kebakaran lalu.
Kebakaran lahan pada musim panas lalu menghanguskan lebih dari 11 juta hektar semak belukar, menewaskan 33 orang dan miliaran hewan asli Australia. Bencana kebakaran itu disebut oleh Perdana Menteri Scott Morrison sebagai "musim panas hitam" Australia.
Biro Meteorologi Australia pada Rabu memperkirakan kondisi gelombang panas yang hebat di daerah pedalaman negara bagian Queensland dengan suhu diperkirakan jauh di atas 40 derajat Celcius, tetapi angin laut akan membuat cuaca tetap dingin di dekat pantai.
Larangan total untuk membuat api unggun telah diberlakukan di beberapa bagian wilayah timur laut yang sedang mengalami gelombang panas besar pertama musim kebakaran hutan Australia, yang biasanya berlangsung dari akhir musim semi di bagian selatan hingga musim panas.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020