Yayasan Pusat Pendidikan untuk Perempuan dan Anak (PUPA) menginisiasi pembentukan satuan tugas (Satgas) anti kekerasan anak di sekolah yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD) di wilayah ini.

"Kami usulkan pembentukan satgas atau ditektif cilik sebagai strategi pelibatan peserta didik dalam mencegah kekerasan di sekolah," kata Direktur PUPA, Susi Handayani, Jumat.

Pembentukan satgas ini telah dilakukan sebelumnya dengan penggunaan modul buku saku detektif cilik pada anak dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang telah digunakan selama kurang lebih tiga tahun pada Sekolah Dasar Negeri 36 dan 18 Kota Bengkulu.

"Kepada guru dan pengurus kelompok kerja di 15 SD se-Kota Bengkulu untuk kemudian diteruskan dalam proses pencegahan kekerasan oleh pengurus kelompok kerjanya (Pokja)," kata Susi. 

Susi melanjutkan, semua murid yang telah mendapatkan pengetahuan atau materi berhak menjadi ditektif cilik. Pengalaman PUPA, peserta didik yang cukup mampu menjalankan kegiatan ini adalah murid kelas 4 dan 5. 

"Wali kelas dalam menunjuk murid sebagai detektif cilik bersifat rahasia. Lama menjalani tugas bervariasi antara 1-2 minggu dan yang pertama menjadi ditektif adalah anak 
yang paling tidak mau diam," paparnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kota Bengkulu, Rosmayetti mendukung terhadap peluncuran ditektif cilik di lingkungan sekolah sebagai pintu laporan kasus yang mungkin tidak terlapor langsung oleh anak. 

"Karena karakteristik anak berbeda-beda. Ada anak yang introvert ada yang tidak. Sehingga perannya sebagai pelapor sangat membantu korban agar dapat segera ditangani," katanya.

Sementara itu, dalam peluncuran yang disepakati oleh PUPA, Dispendikbud dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bengkulu, temuan anak terhadap kekerasan di sekolah akan dicatat melalui buku saku dan kemudian dilaporkan kepada Pokja yang terdiri dari komite sekoah maupun penegak hukum.

"Selain sebagai satgas anti kekerasan di sekolah, anak yang sudah melalui pelatihan ini nantinya juga diharapkan jadi kelompok yang peka terhadap kekerasan di lingkungannya," kata Kepala DP3AP2KB, Romadon Indosman.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020